Imam Al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan :
حَدَّثَنَا
أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو
الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ
لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا
وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا وَلَكَ
الْحَمْدُ وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا وَإِذَا صَلَّى جَالِسًا فَصَلُّوا
جُلُوسًا أَجْمَعُونَ
"............dari Abu
Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti. Maka apabila ia bertakbir, bertakbirlah kalian. Apabila
ia ruku’, ruku’-lah kalian. Apabila ia mengucapkan sami’allaahu li man
hamidah, maka ucapkanlah oleh kalian rabbanaa walakal hamdu. Apabila ia
sujud, sujudlah kalian. Dan apabila ia shalat sambil duduk, maka
shalatlah kalian semua sambil duduk.”
(Shahih al-Bukhari 1/147 no.734)
Yang
menjadi pokok pembahasan dalam hadits ini adalah sabda Nabi shallalaahu
‘alaihi wa sallam : “Maka apabila ia bertakbir, bertakbirlah kalian.”,
yang menunjukan bahwa shalat itu dibuka dengan takbir.
Al-Hafizh ibnu Rajab rahimahullah mengatakan :
ومقصود البخاري : أن الصلاة لا تفتتح إلا بالتكبير ، ولا تنعقد بدونه
“Maksud
al-Bukhari rahimahullah yaitu bahwa tidaklah shalat itu dibuka
melainkan dengan takbir dan ia tidaklah sah dengan selain takbir.”
(Fathul-Bari 6/310)
Dan penegasan akan dibukanya shalat dengan takbir ini juga telah ditunjukan dalam banyak hadits.
Diantaranya dalam dua hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha dan dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu.
Adapun
hadits dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, maka diriwayatkan oleh imam
Muslim rahimahullah dalam Shahih-nya, yaitu bahwa ‘Aisyah radhiyallaahu
‘anha mengatakan :
كان النبي صلى الله عليه وسلم يفتتح بالتكبير
“Nabishallallaahu ‘alaihi wa sallam membuka shalat dengan takbir.”
(Shahih Muslim 1/357 no.498)
Sedangkan
hadits dari ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu, maka diriwayatkan oleh imam
Al-Bukhari rahimahullah sendiri di tempat lainnya, yaitu bahwa ibnu
‘Umar radhiyallaahu ‘anhu mengatakan :
رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ افْتَتَحَ التَّكْبِيرَ فِي الصَّلَاةِ
“Aku melihat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam shalat, membukanya dengan takbir.”
(Shahih al-Bukhari 1/148 no.738)
Berkenaan dengan masalah ini, al-Hafizh ibnu Hajar rahimahullah mengatakan :
واستدل به وبحديث عائشة على تعين لفظ التكبير دون غيره من ألفاظ التعظيم، وهو قول الجمهور
“Hadits
(ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu) ini bersama dengan hadits ‘Aisyah
radhiyallaahu ‘anha, telah dijadikan dalil akan ketentuan lafazh takbir
(yakni ucapan Allaahu akbar) dan bukan lafazh yang lainnya dari lafazh2 pengagungan terhadap Allah. Dan ini merupakan pendapat jumhur ulama.”
(Fath al-Bari 2/254)
Adapun
hadits2 lainnya yang menjadi dalil yang terang dan tegas sebagai
petunjuk bahwa lafazh yang digunakan saat membuka shalat ini adalah
ucapan “Allaahu akbar” dan bukan ucapan yang lainnya, maka hal
ini sebagaimana dinukilkan oleh Al-Hafizh ibnu Hajar rahimahullah
selanjutnya, diantaranya :
1. Melalui apa yang diriwayatkan oleh imam ibnu Majah rahimahullah, beliau berkata :
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ ، حَدَّثَنَا
عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ
عَطَاءٍ ، عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ ، قَالَ : سَمِعْتُهُ وَهُوَ
فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ ،
أَحَدُهُمْ أَبُو قَتَادَةَ بْنُ رِبْعِيٍّ ، قَالَ : أَنَا أَعْلَمُكُمْ
بِصَلاَةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ ، كَانَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ إِذَا قَامَ فِي الصَّلاَةِ ،
اعْتَدَلَ قَائِمًا ، وَرَفَعَ يَدَيْهِ ، حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا
مَنْكِبَيْهِ , ثُمَّ قَالَ : اللَّهُ أَكَبْرُ , وَإِذَا أَرَادَ أَنْ
يَرْكَعَ ، رَفَعَ يَدَيْهِ ، حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ ،
فَإِذَا قَالَ : سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ وَرَفَعَ يَدَيْهِ ،
اعْتَدَلَ ، فَإِذَا قَامَ مِنَ الثِّنْتَيْنِ ، كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ
، حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ ، كَمَا صَنَعَ حِينَ افْتَتَحَ
الصَّلاَةَ.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id, telah menceritakan kepada
kami ‘Abdul-Humaid bin Ja’far, telah menceritakan kepada kami Muhammad
bin ‘Amru bin ‘Atha dari Abi Humaid as-Sa’adi radhiyallaahu anhu, ia
berkata :
“……………………………………………………
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam apabila berdiri di dalam shalat, maka beliau berdiri tegak lalu
mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya, lalu
mengucapkan : “Allaahu akbar.”
…………….
(Sunan ibnu Majah 2/42 no.862. Syaikh Al-Albani rahimahullah mengatakan bahwa hadits ini adalah : “Shahih.”)
2. Dari riwayatnya Al-Bazar rahimahullah dalam satu hadits yang panjang , beliau berkata :
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ الْقُرَشِيُّ ، قَالَ : حَدَّثَنَا
يُوسُفُ بْنُ أَبِي سَلَمَةَ الْمَاجِشُونَ ، قَالَ : حَدَّثَنِي أَبِي ،
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الأَعْرَجِ ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ أَبِي
رَافِعٍ ، عَنْ عَلِيٍّ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ؛ أَنَّ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَامَ لِلصَّلاَةِ ، قَالَ :
اللَّهُ أَكْبَرُ ، وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ …………………………………….
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdil-Malik al-Qurasy, ia
berkata : “Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Abi Salamah
al-Majisyun, ia berkata : “Telah menceritakan kepadaku ayahku dari
‘Abdirrahman al-A’raj dari ‘Ubaidillah bin Abi Rafi’, dari ‘Ali (bin Abi
Thalib) radhiyallaahu ‘anhu :
“Bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila berdiri untuk shalat, beliau berkata : “Allaahu Akbar….
Wajjahtu wajhiya lillaadzi fatharas-samaawati…………………..dan seterusnya.”
Wajjahtu wajhiya lillaadzi fatharas-samaawati…………………..dan seterusnya.”
(Musnad
Al-Bazaar 2/168-168 no.536. Al-Hafizh ibnu Hajar rahimahullah
mengatakan bahwa : “Hadits ini shahih atas syarat imam Muslim
rahimahullah.”)
3. Dan beberapa hadits lainnya.
Sehingga, pada akhirnya Al-Hafizh ibnu Hajar rahimahullah mengatakan :
وهذا فيه بيان المراد بالتكبير وهو قول " الله أكبر"
“Dan di dalam hadits ini terdapat penjelasan bahwa apa yang dimaksud dengan takbir (saat membuka shalat) itu adalah ucapan : “Allaahu akbar.”
(Fath al-Bari 2/254)
Wallaahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar