Jumat, 09 Januari 2015

Cahaya di hari kiamat bagi yang pergi ke Masjid saat malam gelap (waktu shalat Subuh dan Isya)

Mungkin sebagian dari kita rela mengabaikan waktu istirahat dan tidurnya di malam hari untuk pergi bekerja....
Mungkin sebagian yang lain merasa senang menukar waktu istirahat dan tidurnya di malam hari untuk pergi nongkrong di bersama teman-temannya... 
Dengan harapan untuk mendapatkan uang gaji bagi yang bekerja dan dengan harapan akan mendapatkan kesenangan sesaat bagi yang nongkrong...

Lalu, bagaimana jika kemudian ada yang menawarkan kepada kita untuk melakukan sesuatu yang lebih ringan dari semua itu namun dengan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan gaji dan kesenangan sesaat? Akankah kita juga akan rela melakukannya?

Allah, Rabb kita semua, Rabb yang telah menciptakan kita dan orang2 sebelum kita, melalui lisan Rasul-Nya yang mulia, maka Dia telah menawarkan satu keuntungan yang sangat besar bagi orang2 yang mau pergi menuju masjid saat malam gelap untuk melaksanakan shalat Isya dan Subuh berjama'ah, yakni akan diberikan padanya cahaya yang sempurna di hari kiamat kelak..

Imam Abu Dawud rahimahullah telah meriwayatkan dalam As-Sunan bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
  بشر المشائين في الظلم إلى المساجد بالنور التام يوم القيامة
“Berikanlah kabar gembira kepada orang2 yang berjalan menuju mesjid pada malam gelap gulita, bahwa bagi mereka cahaya yang sempurna pada hari kiamat kelak.”
(Sunan Abu Dawud 1/209 no.561. Syaikh al-Albani rahimahullah mengatakan bahwa hadits ini adalah : “Shahih.”)

Adapun yang dimaksud sabda Nabi : " berjalan menuju mesjid pada malam gelap gulita..", yakni berjalan menuju masjid untuk melaksanakan shalat berjama'ah pada waktu shalat Isya dan Subuh, sebab kedua shalat itu dilaksanakan pada malam gelap gulita.
Syaikh Shalih al-Fauzan rahimahullah mengatakan :
وهذا الفضل ثابت – إن شاء الله – لمن صلى العشاء والفجر مع الجماعة، ولو كانت الطرق مضاءة؛ لأن هاتين الصلاتين في ظلمة الليل، والله أعلم.
"Keutamaan ini adalah tsabit, insya Allah, bagi orang yang melaksanakan shalat Isya dan Fajar (Subuh) bersama Jama'ah, meskipun saat itu jalan menuju masjid dalam keadaan terang, sebab (pada asalnya) kedua shalat tersebut adalah shalat yang dilaksanakan pada malam yang gelap."
(Ahkam Huduril-Masajid hal. 31)

Ya, cahaya yang sempurna pada hari kiamat kelak. Inilah keuntungan yang jauh lebih besar daripada gaji dan kesenangan sesaat yang kita dapatkan dengan bekerja dan nongkrong di malam hari. Bahkan, boleh jadi cahaya tersebut juga Allah berikan kepada kita di dunia ini sebagaimana hal ini pernah terjadi di masa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.
Imam Al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu 'anhu beliau berkata :
 أَنَّ رَجُلَيْنِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَا مِنْ عِنْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي لَيْلَةٍ مُظْلِمَةٍ وَمَعَهُمَا مِثْلُ الْمِصْبَاحَيْنِ يُضِيئَانِ بَيْنَ أَيْدِيهِمَا فَلَمَّا افْتَرَقَا صَارَ مَعَ كُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا وَاحِدٌ حَتَّى أَتَى أَهْلَهُ 
"Dua orang laki2 diantara sahabat2 Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam  keluar dari sisi Nabi pada suatu malam yang gelap gulita dan bersama keduanya terdapat sesuatu seperti lampu yang menerangi di hadapan mereka. Saat keduanya berpisah, maka tiap seorang dari keduanya ditemani dengan satu cahaya sehingga sampai ke keluarga mereka masing2.”
(Shahih al-Bukhari 1/100 no.465)

Yakni bahwa kedua sahabat tersebut mendatangi masjid untuk shalat berjamaah di malam hari dan keduanya ikut shalat bersama Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam. Kemudian saat keduanya pulang kembali ke rumah masing2, maka keduanya masing2 ditemani dengan satu cahaya yang mengiringi mereka hingga sampai di rumah.

Tentang hadits ini, Al-Hafizh ibnu Rajab rahimahullah mengatakan :
أن المشي إلى المساجد والرجوع منها في الليالي المظلمة ثوابه النور من الله عز وجل ، وذلك يظهر في الآخرة عيانا ، وأما في الدنيا فقد يستكن النور في القلوب ، وقد يظهر أحيانا كرامة لمن أراد الله كرامته
"Berjalan menuju masjid dan kemudian keluar darinya di malam yang gelap, maka akan ditetapkan untuknya cahaya dari Allah 'Azza wa Jalla. Cahaya ini akan terlihat di akhirat nanti. Adapun di dunia, maka terkadang ia diberikan pula cahaya di hatinya, dan terkadang pula cahaya itu terlihat oleh mata sebagai karamah bagi orang2 yang dikehendaki oleh Allah."
(Fathul-Bari 2/543-544)

Sebagai catatan, kita tidak ingin mengatakan bahwa seseorang itu tidak perlu bekerja atau tidak perlu berkumpul bersama teman-temannya, akan tetapi yang ingin ditekankan di sini adalah bahwa kalau sekiranya seseorang itu rela mengabaikan waktu istirahat dan tidurnya di malam hari untuk pergi bekerja ataupun nongkrong, maka seharusnya dia lebih rela lagi untuk mengabaikan waktu istirahat dan tidurnya untuk pergi menuju masjid meski dalam keadaan gelap, sebab keuntungan yang akan dia dapat jauh lebih besar daripada hanya sekedar gaji yang dia dapatkan dari bekerja dan kesenangan sesaat yang dia dapatkan dari sekedar nongkrong di malam hari.
Tidakkah dia ingin agar dia mendapatkan cahaya yang sempurna kelak di hari kiamat, sebagaimana cahaya ini telah disebutkan oleh Allah di dalam Al-Quran :
"....pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia, sedang cahaya  mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(Q.S At-Tahrim ayat 8)

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita semua cahaya yang sempurna di hari kiamat kelak, dan memudahkan kepada kita semua untuk dapat mengamalkan apa2 yang menjadikan Dia ridha kepada kita.
Amin ya Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar