Selasa, 23 Juli 2013

'Aqidah Jahmiyyah : "Allah tidak ada di atas 'Arsy"


 Ada satu perbedaan pokok diantara ulama2 Ahlus-Sunnah dan orang2 Jahmiyyah yang dahulu menjadi ciri yang kontras untuk membedakan diantara keduanya, yakni dalam masalah keberadaan Allah di atas ‘Arsy-Nya.
Adapun orang2 Jahmiyyah, maka mereka meyakini hal yang bertentangan dengan apa yang dikatakan dan diyakini oleh para ulama Ahlus-Sunnah.
Orang2 Jahmiyyah itu mengatakan bahwa Allah itu tidak ada di atas langit, tidak ada di atas ‘Arsy-Nya.


‘Abdurrahman bin Mahdi rahimahullah menjelaskan tentang keyakinan orang2 Jahmiyyah :
 إن الجهمية أرادوا أن ينفوا أن يكون الله كلم موسى وأن يكون على العرش
“Sesungguhnya orang2 Jahmiyyah bermaksud untuk menafikan bahwa Allah telah berbicara dengan Nabi Musa ‘alaihissalaam dan mereka juga mengingkari adanya Allah di atas ‘Arsy.”
(Al-‘Uluw hal.159)


Hammad bin Zaid rahimahullah mengatakan :
إِنَّمَا يُحَاوِلُونَ أَنْ لَيْسَ فِي السَّمَاءِ شَيْءٌ
“Mereka (orang2 Jahmiyyah) itu hanyalah ingin menetapkan bahwa di atas langit itu tidak ada sesuatupun (yakni tidak ada Allah).”
(As-Sunnah al-Khalal, 5/127)

Imam Al-Bukhari rahimahullah saat mengingkari orang2 Jahmiyyah menukilkan :
وقال وهب بن جرير الجهمية الزنادقة انما يريدون أنه ليس على العرش استوى
“Wahb bin Jarir rahimahulah mengatakan : “Al-Jahmiyah orang2 zindik, yang mereka maksud itu hanyalah bahwa Allah tidak ada istiwa di atas ‘Arsy.
(Khalq Af’al al-‘ibad war-Radd ‘alal-Jahmiyyah wa Ashabit-Ta’thil hal.8)

Sa’id bin ‘Amir rahimahullah mengatakan :
وقالوا هم ليس على العرش شيء
“Orang2 Jahmiyyah mengatakan bahwa di atas ‘Arsy itu tidak ada sesuatu apapun.”
(Khalq Af’al al-‘ibad war-Radd ‘alal-Jahmiyyah wa Ashabit-Ta’thil hal.9)

Muhammad bin Yusuf rahimahullah mengatakan :
من قال إن الله ليس على عرشه فهو كافر
“Barangsiapa yang mengatakan bahwa sesungguhnya Allah itu tidak ada di atas ‘Arsy-Nya, maka ia telah kafir.”
(Khalq Af’al al-‘ibad war-Radd ‘alal-Jahmiyyah wa Ashabit-Ta’thil hal.15)

Sedangkan para ulama Ahlus-Sunnah rahimahumullah, maka sungguh telah tsabit perkataan ulama2 salaf Ahlus-Sunnahrahimahumullah bahwa Allah itu ada di atas langit, di atas ‘Arsy-Nya.
Adapun, diantara keyakinan para ulama salaf itu adalah :

1. Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu –seorang sahabat Nabi yang mulia- mengatakan :
ما بين سماء الدنيا والتي تليها مسيرة خمس مائة عام وما بين كل سماءين خمس مائة عام
 وما بين السماء السابعة والكرسي مسيرة خمس مائة عام وما بين الكرسي والماء خمس مائة عام والعرش على الماء والله جل ذكره على العرش يعلم ما أنتم عليه
"Jarak antara langit dunia dengan langit yang di atasnya adalah 500 tahun. Dan jarak diantara setiap langit adalah 500 tahun. Dan jarak antara langit ketujuh dengan kursi adalah 500 tahun, dan di antara kursi dengan air juga 500 tahun. Dan 'Arsy Allah ada di atas air dan Allah ada di atas 'Arasy, tidak ada sesuatupun amal perbuatan kalian yang tersembunyi dari-Nya."
(Mazma Az-Zawaid 1/261 no.284. Al-Haitsami rahimahullah mengatakan : “Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani rahimahullah di dalam Al-Kabir dan para perawinya adalah perawi2 shahih.”)

2. Qutaibah bin Sa’id rahimahullah mengatakan :
هذا قول الأئمة المأخوذ في الإسلام والسنة :
“Ini adalah perkataan para imam yang diambil di dalam Islam dan sunnah yaitu :
…………………………………………………………………
ويعرف الله في السماء السابعة على عرشه كما قال : ( الرحمن على العرش استوى ، له ما في السموات وما في 
الأرض وما بينهما وما تحت الثرى
"Mengetahui Allah itu ada di atas tujuh langit, di atas ‘Arsy-Nya sebagaimana Dia firmankan : “Arrahmaanu ‘alal-‘Arsys-tawaa, lahuu maa fis-samaawati wa maa fil-‘Ardi wa maa bainahumaa wa maa tahtats-tsaraa”
(Syi’ar Ash-hab Al-Hadits 1/17. Shahih)

2. Abu Hatim rahimahullah dan Abu Jur’ah rahimahullah mengatakan :
أدركنا العلماء في جميع الأمصار حجازا وعراقا وشاما ويمنا فكان من مذهبهم
"Kami telah berjumpa dengan para ulama di seluruh kota baik di Hijaz, 'Iraq, Mesir, Syam dan Yaman, maka diantara madzhab mereka semua adalah :

وأن الله عز وجل على عرشه بائن من خلقه كما وصف نفسه في كتابه وعلى لسان رسول صلى الله عليه وسلم بلا كيف أحاط بكل شيء علما ليس كمثله شيء وهو السميع البصير
"Dan bahwa Allah 'Azza wa Jalla berada di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sebagaimana Dia sifati sendiri di dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya shallallaahu 'alaihi wa sallam, tanpa kaif (bagaimana).
Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
(Syarh Ushulil-I'tiqad Ahlis-Sunnah, 1/198. Shahih)

3. Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah mengatakan :
وهو شاهد لكم أيها الناس أينما كنتم يعلمكم ، ويعلم أعمالكم ، ومتقلبكم ومثواكم ، وهو على عرشه فوق سمواته السبع
“Dia menyaksikan kalian semua, wahai manusia, di manapun kalian berada, maka Allah mengetahuinya, dan Dia juga mengetahui perbuatan-perbuatanmu, membolak-balik kalian dan menempatkan kalian, sedangkan Dia berada di atas ‘Arsy-Nya, di atas langit-Nya yang tujuh.”
(Jami’ul-Bayan 23/169)

4. Abul-Hasan al-Asy’ari rahimahullah mengatakan :
أن الله سبحانه على عرشه، كما قال: {الرحمن على العرش استوى} 
 “Bahwasannya Allah yang Maha Suci itu ada di atas ‘Arsy-Nya sebagaimana firman-Nya: “Yang Maha Pengasih yang istiwa di atas ‘Arsy.”
(Al-Maqalat hal.291)

5. Al-Hafizh Abu Bakr al-Isma'ili rahimahullah mengatakan :
أنه عزَّ وجلَّ استوى على العرش، بلا كيف، .
 "Dan Ahli Hadits, Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah meyakini bahwasannya Allah 'Azza wa Jalla istawa di atas 'Arsy, bilaa kaif."
(Al-I’tiqad halaman 36)

6. Dan yang lainnya yang tidak mungkin dinukilkan semua di sini.

Nah…seperti itulah yang terjadi di masa lalu……
Seperti itulah kontrasnya perbedaan diantara para ulama Ahlus-Sunnah dan orang2 Jahmiyyah Ahlul-Bid’ah.

Yang menarik adalah, bahwa pada masa kini, ternyata perbedaan dalam penyikapan masalah keberadaan Allah ini terjadi persis sebagaimana perbedaan para ulama Ahlus-Sunnah rahimahumullah dan golongan Jahmiyyah dahulu.
Ya….persis, dan sama sekali tidak ada bedanya.

Ada segolongan orang yang mengatakan bahwa Allah itu sama sekali tidak ada di atas langit, tidak ada di atas ‘Arsy-Nya.
Golongan ini diwakili oleh sebagian orang yang seringkali menyebut dirinya sebagai Aswaja -entah asli entah tidak-, dan mengklaim diri mereka  sebagai perwakilan ‘Aqidah Ahlus-Sunnah –katanya-.

Kemudian, ada pula segolongan lainnya yang mengatakan bahwa bahwa Allah itu ada di atas langit, di atas ‘Arsy-Nya persis sebagaimana dikatakan dan diyakini dahulu oleh para ulama para ulama Ahlus-Sunnah rahimahumullah sebagaimana telah dinukilkan di atas.
Golongan ini diwakili oleh orang2 salafi, atau yang seringkali disebut sebagai Wahabi.

Nah, jika kita melihat kepada perbedaan yang terjadi di masa lalu diantara para para ulama Ahlus-Sunnah rahimahumullah dan orang2 Jahmiyyah, maka pada masa sekarang kita akan dengan mudah mengetahui siapakah yang Aqidahnya dalam masalah ini sesuai dengan ‘Aqidahnya ulama2 salaf rahimahumullah, dan siapakah yang menyimpang dan bertentangan.
Apakah orang2 yang mengaku Aswaja yang menetapkan bahwa di atas langit itu tidak ada Allah?
Ataukah teman2 Salafi yang menetapkan bahwa Allah itu ada di atas langit, di atas ‘Arsy-Nya?

Ahh…tentunya, kita akan dapat dengan mudah untuk menjawabnya bukan?

Wallaahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar