Al-Hafizh Abu Bakr al-Isma’ili rahimahullah, maka beliau adalah Abu
Bakr Ahmad bin Ibrahim bin Isma’il bin Al-‘Abbas al-Isma’ili al-Jurjani,
salah seorang fuqaha besar Syafi’iyyah.
Beliau lahir pada tahun 277 Hijriyah dan wafat pada tahun 371 Hijriyah.
Diantara
guru-guru beliau yang terkenal adalah seorang ulama Syafi’iyyah yang
dijuluki sebagai imamnya para imam, yaitu ibnu Khuzaimah rahimahullah,
pemilik kitab Shahih ibnu Khuzaimah dan juga Al-Hafizh Ja’far bin
Muhammad al-Firyabi rahimahullah, yang juga merupakan gurunya imam
Ath-Thabrani rahimahullah, pemilik kitab Mu’jam.
Tentang Al-Hafizh Abu Bakr al-Isma’ili asy-Syafi’i rahimahullah ini, maka Al-Hakim rahimahullah mengatakan :
كان الإسماعيلي واحد عصره وشيخ المحدثين والفقهاء
“Abu Bakar al-Isma’ili adalah seorang yang utama di masanya, seorang syaikh Ahli hadits dan ahli Fiqih.”
(Tadzkiratul-Huffazh 3/106)
Al-Hafizh adz-Dzahabi rahimahullah mengatakan :
الإسماعيلي الإمام الحافظ الثبت شيخ الإسلام
“Abu Bakar al-Isma’ili, seorang imam, al-Hafizh yang tsabit, Syaikhul-Islam.”
(Tadzkiratul-Huffazh 3/106)
Al-Hafizh ibnu ‘Abdil-Hadi rahimahullah mengatakan :
“Abu Bakar al-Isma’ili, seorang imam, al-Hafizh al-Kabir, salah seorang imam ahli ilmu.”
(Thabaqat ‘Ulama al-Hadits 3/140)
Adapun diantara permasalahan-permasalahan ‘Aqidah yang beliau tetapkan ini adalah sebagaimana perkataan beliau :
“Ketahuilah –semoga Allah merahmati kami dan kalian- bahwasannya madzhab Ahli Hadits, Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah adalah :
1. Tentang Qadar
Al-Hafizh Abu Bakar al-Isma’ili rahimahullah mengatakan :
إن الخير والشر والحلو والمر، بقضاء من الله عز وجل، أمضاه وقدره، لا يملكون لأنفسهم ضرا ولا نفعا إلا ما شاء الله،.
“Sesungguhnya
kebaikan, keburukan, sesuatu yang manis (menyenangkan) dan pahit (tidak
menyenangkan) adalah berdasarkan qadha dari Allah ‘Azza wa Jalla, yang
Dia tetapkan dan Dia tentukan akan hal itu.
Tiadalah seseorang dapat memberikan madharat dan manfaa’at untuk dirinya, kecuali sebatas apa yang dikehendaki oleh Allah.”
(Al-I’tiqad halaman 42)
2. Tentang Iman
Al-Hafizh Abu Bakar al-Isma’ili rahimahullah mengatakan :
إنَّ الإيمان قول وعمل ومعرفة، يزيد بالطاعة وينقص بالمعصية، من كثرت طاعته أزيد إيماناَ ممن هو دونه في الطاعة .
“Sesungguhnya
iman itu adalah ucapan, perbuatan dan ma’rifah. Iman bertambah dengan
keta’atan dan berkurang dengan kemaksiatan. Barangsiapa yang lebih
banyak keta’atannya, maka keimananya lebih bertambah dibandingkan dengan
orang yang lebih sedikit keta’atannya.”
(Al-I’tiqad halaman 42)
3. Tentang Al-Quran adalah kalam Allah
Al-Hafizh Abu Bakar al-Isma’ili rahimahullah mengatakan :
القرآن
كلام الله غير مخلوق، وإنما كيفما يصرف بقراءة القارئ له، وبلفظه، ومحفوظا
في الصدور، متلوًا بالألسن، مكتوباَ في المصاحف، غير مخلوق،
“Al-Quran
adalah kalam Allah dan bukan makhluk. Sesungguhnya Al-Quran ini,
bagaimanapun caranya ia dipindahkan, apakah melalui bacaan seorang qari
atau dengan pelafazhannya, atau yang dihapal di dada-dada, atau yang
dibaca oleh lisan-lisan, atau yang tertulis di mushaf-mushaf, maka
semuanya bukan makhluk.”
(Al-I’tiqad halaman 40)
4. Tentang melihat Allah kelak di akhirat
Al-Hafizh Abu Bakar al-Isma’ili rahimahullah mengatakan :
يعتقدون جواز الرؤية من العباد المتقين لله عز وجل في القيامة، دون الدنيا
“Ahli
Hadits, Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah ber’i’tiqad akan bisanya seorang hamba
yang bertaqwa untuk melihat Allah ‘Azza wa Jalla kelak di hari kiamat,
dan bukan di dunia ini.”
(Al-I’tiqad halaman 42)
5. Tentang Allah dan 'Arsy
Al-Hafizh Abu Bakar al-Isma’ili rahimahullah mengatakan :
أنه عزَّ وجلَّ استوى على العرش، بلا كيف، .
"Dan Ahli Hadits, Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah meyakini bahwasannya Allah 'Azza wa Jalla istawa di atas 'Arsy, bilaa kaif."
(Al-I’tiqad halaman 36)
6. Tentang adzab kubur
Al-Hafizh Abu Bakar al-Isma’ili rahimahullah mengatakan :
إن عذاب القبر حق، يعذب الله من استحقه إن شاء، وإن شاء عفا عنه،
“Dan
Ahli Hadits, Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah mengatakan bahwa sesungguhnya
adzab kubur itu adalah benar. Jika Allah menghendaki, Dia akan menyiksa
siapa yang berhak mendapatkannya, tapi jika Dia menghendaki, Dia akan
memaafkannya.
(Al-I’tiqad halaman 49)
7. Tentang pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir
Al-Hafizh Abu Bakar al-Isma’ili rahimahullah mengatakan :
ويؤمنون
بمسألة منكر ونكير على ما ثبت به الخبر عن رســول الله صـلّى الله عليه
وسلَّم، مع قول الله تعالى: {يثبت الله الذين آمـنوا بالقول الثابت في
الحياة الدنيا وفـي الآخرة ويـضـل الله الظالمين ويفعل الله ما يشـاء} وما
ورد تفسيره عن النبيِّ .
“Dan Ahli Hadits, Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah
beriman kepada pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir berdasarkan
khabar yang tsabit dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Bersamaan dengan itu, Allah telah berfirman :
“Allah
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan
orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (Q.S
Ibrahim ayat 27)
Dan telah datang dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang penafsiran ayat ini.”
(Al-I’tiqad halaman 50)
Adapun
yang dimaksud oleh Al-Hafizh Abu Bakr al-Isma’ili rahimahullah di atas
tentang tafsiran dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkenaan
dengan surat Ibrahim ayat 27 tersebut adalah sebagaimana dalam hadits
shahih yang diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari rahimahullah dari
haditsnya al-Bara bin ‘Azib radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :
إِذَا أُقْعِدَ الْمُؤْمِنُ فِي
قَبْرِهِ أُتِيَ ثُمَّ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَذَلِكَ قَوْلُهُ {يُثَبِّتُ اللَّهُ
الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ}
“Apabila seorang mu’min
didudukan di dalam kuburnya, maka dia akan dihadapkan (kepada pertanyaan
dua malaikat), lalu orang mu’min itu akan bersaksi bahwa tiada ilah
selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah.
Hal ini adalah
sebagaimana firman-Nya : “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang
beriman dengan ucapan yang teguh.. (Q.S Ibrahim ayat 27).”
(Shahih al-Bukhari 2/98 no.1369)
Dan dalam riwayat lainnya dikatakan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الْمُسْلِمُ
إِذَا سُئِلَ فِي الْقَبْرِ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَذَلِكَ قَوْلُهُ { يُثَبِّتُ اللَّهُ
الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَفِي الْآخِرَةِ }
“Apabila seorang muslim ditanya di dalam kuburnya,
maka dia akan bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad
adalah Rasulullah. Maka hal ini adalah sebagaimana firman Allah :
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang
teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat..(Q.S Ibrahim ayat
27).”
(Shahih al-Bukhari 6/80 no.4699)
8. Tentang Syafa’at, Mizan, dan Telaga Haudh
Al-Hafizh Abu Bakar al-Isma’ili rahimahullah mengatakan :
ويقولون إن َّ الله يخرج من النار قوما من أهل التوحيد بشفاعة الشافعين، وأن الشفاعة حق، والحوض حق، والميزان حق، والحساب حق
“Dan
Ahli Hadits, Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah mengatakan bahwa sesungguhnya
Allah akan mengeluarkan dari neraka satu kaum dari kalangan ahli tauhid
dengan syafa’at dari orang2 yang diberikan izin untuk memberikan
syafa’at.
Dan Ahli Hadits, Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah mengatakan bahwa
syafa’at itu adalah benar, telaga Haudh itu adalah benar, al-Mizan
(timbangan) itu adalah benar, dan penghisaban itu adalah benar.”
(Al-I’tiqad halaman 48)
9. Tentang sahabat-sahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
Al-Hafizh Abu Bakar al-Isma’ili rahimahullah mengatakan :
ومن
شهد له النبي صلى الله عليه وسلم بعينه بأنه من أهل الجنة وصح له ذلك عنه،
فإنهم يشهدون له بذلك، إتباعا لرسول الله صلى الله عليه وسلم وتصديقا
لقوله .
“Dan siapa saja yang dipersaksikan secara khusus oleh Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwasannya ia adalah termasuk ahli
surga, sedangkan telah shahih persaksian tersebut untuknya dari Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka Dan Ahli Hadits, Ahlus-Sunnah
wal-Jama’ah juga akan mempersaksikan hal yang sama baginya, mengikuti
persaksian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan membenarkan
perkataan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam.”
(Al-I’tiqad halaman 48)
Yakni
orang2 semisal Abu Bakar ash-Shidiq radhiyallaahu ‘anhu, ‘Umar bin
Al-Khathab radhiyallaahu ‘anhu, ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallaahu ‘anhu
dan ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu yang memang telah
dipersaksikan sebagai ahli surga oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam.
Al-Hafizh Abu Bakar al-Isma’ili rahimahullah juga mengatakan :
ويثبتون
خلافة أبي بكر رضي الله عنه بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم، باختيار
الصحابة إياه، ثم خلافة عمر بعد أبي بكر رضي الله عنه باستخلاف أبي بكر
إياه، ثم خلافة عثمان رضي الله عنه باجتماع أهل الشورى وسائر المسلمين عليه
عن أمر عمر، ثم خلافة علي بن أبي طالب رضي الله عنه عن بيعة من بايع من
البدريين عمّار بن ياسر، وسهل بن حنيف، ومن تبعهما من سائر الصحابة مع
سابقه وفضله .
“Ahli Hadits, Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah menetapkan
ke-Khalifahan Abu Bakar radhiyallaahu ‘anhu setelah Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa sallam berdasarkan pilihan para sahabat
radhiyallaahu 'anhum kepada beliau.
Kemudian ke-Khalifahan 'Umar
radhiyallaahu 'anhu setelah Abu Bakar radhiyallaahu 'anhu berdasarkan
penunjukan dari Abu Bakar radhiyallaahu 'anhu kepada beliau.
Kemudian
ke-Khalifahan 'Utsman radhiyallaahu 'anhu berdasarkan ijma' Ahli Syura
dan kaum Muslimin kepada beliau serta perintah dari 'Umar radhiyallaahu
'anhu.
Kemudian ke-Khalifahan 'Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu 'anhu
berdasarkan bai'at dari Ahli Badar, 'Ammar bin Yasir radhiyallaahu
'anhu, Sahl bin Hunaif radhiyallaahu 'anhu, dan yang mengikuti beliau
berdua dari kalangan sahabat radhiyallaahu 'anhum, dan juga berdasarkan
terdahulunya dan keutamaannya 'Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu 'anhu."
(Al-I’tiqad halaman 51-52)
Beliau rahimahullah juga mengatakan :
ويقولون
بتفضيل الصحابة رضي الله عنهم، لقوله : { لقد رضي الله عن المؤمنين إذ
يبايعونك تحت الشجرة } وقوله : { والسابقون الأولون من المهاجرين والأنصار
والذين اتبعوهم بإحسان رضي الله عنهم }.
“Ahli Hadits, Ahlus-Sunnah
wal-Jama’ah juga mengatakan tentang pengutamaan para sahabat yang Allah
telah ridha kepada mereka, berdasarkan firman-Nya : "Sesungguhnya Allah
telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia
kepadamu di bawah pohon.." (Q.S Al-Fath ayat 18)
Dan juga firman-Nya :
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari
golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik, Allah ridha kepada mereka.." (Q.S At-Taubah ayat 100)
(Al-I’tiqad halaman 52)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar