Ketika pertama kali seruan Islam itu dikumandangkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam di kota Mekkah, maka Abu Bakar ash-Shidiq adalah orang pertama yang memeluk Islam dari kalangan orang-orang dewasa. Sejak saat itu, beliau tidak pernah meragukan kebenaran dakwah dan ajaran yang disampaikan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Beliau senantiasa menemani Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam menyebarkan agama yang mulia ini, mendukung perjuangan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dengan diri dan harta beliau, serta ikut membela Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dari gangguan orang-orang musyrik.
Semua perisitiwa di awal-awal Islam itu digambarkan oleh beberapa sahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam perkataan mereka, diantaranya :
1. ‘Ammar bin Yasir radhiyallaahu ‘anhu mengatakan :
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا مَعَهُ إِلَّا خَمْسَةُ أَعْبُدٍ وَامْرَأَتَانِ وَأَبُو بَكْرٍ
“Aku melihat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam (yakni pada masa awal2 Islam) dan tidak ada yang bersama beliau kecuali, 5 orang budak, 2 orang wanita, dan Abu Bakar.”
(Shahih Al-Bukhari 3/56 no.3857)
2. Abu Darda radhiyallaahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :
إِنَّ اللَّهَ بَعَثَنِي إِلَيْكُمْ فَقُلْتُمْ كَذَبْتَ وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ صَدَقَ وَوَاسَانِي بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَهَلْ أَنْتُمْ تَارِكُوا لِي صَاحِبِي مَرَّتَيْنِ فَمَا أُوذِيَ بَعْدَهَا
“Sesungguhnya Allah mengutus aku kepada kalian, namun kalian berkata : “Kamu dusta (Muhammad).” Sedangkan Abu Bakar, maka dia berkata : “Dia (Muhammad) adalah orang yang jujur.” Kemudian dia berjuang dengan mengorbankan diri dan hartanya. Maka apakah kalian akan meninggalkan untukku sahabatku ini?” Beliau ulangi hal itu dua kali. Sehingga sejak saat itu Abu Bakar tidak pernah disakiti lagi.”
(Shahih al-Bukhari 3/9 no.3661)
3. ‘Abdullah bin ‘Amru bin al-Ash radhiyallaahu ‘anhu mengatakan :
بَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي حِجْرِ الْكَعْبَةِ إِذْ أَقْبَلَ عُقْبَةُ بْنُ أَبِي مُعَيْطٍ فَوَضَعَ ثَوْبَهُ فِي عُنُقِهِ فَخَنَقَهُ خَنْقًا شَدِيدًا فَأَقْبَلَ أَبُو بَكْرٍ حَتَّى أَخَذَ بِمَنْكِبِهِ وَدَفَعَهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ { أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ }
“Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sedang shalat di Hijr Ka’bah, tiba-tiba datanglah ‘Uqbah bin Mu’aith. Dia lalu melilitkan kainnya ke leher Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan mencekik beliau dengan sangat keras. Maka Abu Bakar menarik bahu ‘Uqbah, dan menjauhkannya dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sambil berkata : “Apakah kalian hendak membunuh seorang laki-laki yang mengatakan : “Rabb-ku adalah Allah.”
(Shahih al-Bukhari 3/55-56 no.3856)
Kemudian, setelah beberapa tahun lamanya masa-masa perjuangan dan dakwah yang berat di kota Mekah, dengan dibarengi oleh berbagai intimidasi, hinaan, cacian, siksaan, dan ancaman pembunuhan dari orang-orang kafir Mekah, maka turunlah perintah kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan kaum Muslimin agar segera pergi ber-hijrah ke Madinah dan Abu Bakar-lah yang dipilih oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk menemani Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam saat beliau hendak hijrah ke Madinah.
Tentang hal ini, Ummul-Muminin ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha menceritakan bahwa pada saat hendak hijrah, maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam datang ke rumah Abu Bakar radhiyallaahu ‘anhu dan kemudian bersabda :
أَشَعَرْتَ أَنَّهُ قَدْ أُذِنَ لِي فِي الْخُرُوجِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ الصُّحْبَةَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصُّحْبَةَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ عِنْدِي نَاقَتَانِ قَدْ كُنْتُ أَعْدَدْتُهُمَا لِلْخُرُوجِ فَأَعْطَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَاهُمَا وَهِيَ الْجَدْعَاءُ فَرَكِبَا فَانْطَلَقَا حَتَّى أَتَيَا الْغَارَ وَهُوَ بِثَوْرٍ
“Apakah engkau telah merasa bahwa kepadaku telah diberikan izin untuk ber-hijrah?”
Maka Abu Bakar berkata : “Wahai Rasulullah, apakah perlu ditemani?”
Nabi shallalaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Ya, aku perlu teman.”
Lalu Abu Bakar berkata : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki dua ekor unta yang telah aku persiapkan untuk hijrah.”
Abu Bakar lalu memberikan salah satu unta itu kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, yakni unta yang bernama Al-Jad’a. Keduanya lalu berangkat hingga sampai di gua Tsur.”
(Shahih al-Bukhari 3/113-114 no. 4093)
Semoga Allah ridha kepada beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar