Senin, 23 Maret 2015

Biografi Abu Bakar ash-Shidiq radhiyallaahu 'anhu (5) : Wafatnya Abu Bakar ash-Shidiq dan Jaminan Surga untuk beliau

Abu Bakar ash-Shidiq radhiyallaahu ‘anhu wafat pada bulan Jumadil Ula tahun ke-13 Hijriah, yakni sewaktu beliau masih menjadi Khalifah kaum muslimin, dikarenakan sakit. Beliau wafat pada usia yang sama dengan usia wafatnya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, yakni pada usia 63 tahun(1)

Beliau lalu dikuburkan disamping kuburnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan sampai hari ini kita masih bisa menyaksikan kubur beliau yang berdampingan bersama kuburnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Sungguh benarlah ‘Ali bin Abu Thalib radhiyallaahu ‘anhu yang pernah mengatakan :
كنت أكثر أسمع رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول جئت أنا وأبو بكر وعمر ودخلت أنا وأبو بكر وعمر وخرجت أنا وأبو بكر وعمر
 “Seringkali aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku datang dengan Abu Bakar dan ‘Umar. Aku masuk dengan Abu Bakar dan ‘Umar. Aku keluar dengan Abu Bakar dan ‘Umar.”
(Shahih Muslim no.2389)

 
Betapa mengagumkan sekali apa yang Allah karuniakan untuk diri Abu Bakar radhiyallaahu ‘anhu. Beliau hidup  di sisi Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, hijrah di sisi Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, berdakwah di sisi Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, berjihad di sisi Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beribadah di sisi Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan dikuburkan pula di sisi Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Ya, sebagaimana beliau dekat dan senantiasa bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam semasa hidupnya, maka saat wafatnyapun sangat pantas jika beliau dikuburkan dekat dan berdampingan dengan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.  Semoga Allah merahmati beliau dan ridha kepada beliau.

Kemudian....
Salah satu ‘aqidah yang menjadi pegangan para ulama Ahlus-Sunnah adalah bahwa seseorang itu tidak boleh menetapkan jaminan surga untuk seseorang kecuali jika telah ada nash yang menetapkan hal itu. Ya, jika saja tidak ada persaksian dan ketetapan dari Allah ataupun Rasul-Nya bahwa seseorang itu akan masuk surga, maka kitapun tidak menetapkannya. Akan tetapi jika Allah ataupun Rasul-Nya telah mengabarkan, menetapkan dan mempersaksikan secara khusus bahwa seseorang itu akan menjadi penduduk surga, maka wajib bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan kepada kenabian Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk membenarkan khabar tersebut dan ikut menetapkan serta mempersaksikan bahwa orang tersebut benar-benar akan masuk surga.

Al-Hafizh Abu Bakar al-Isma’ili rahimahullah mengatakan :
ومن شهد له النبي صلى الله عليه وسلم بعينه بأنه من أهل الجنة وصح له ذلك عنه، فإنهم يشهدون له بذلك، إتباعا لرسول الله صلى الله عليه وسلم وتصديقا لقوله .
“Dan siapa saja yang dipersaksikan secara khusus oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwasannya ia adalah termasuk ahli surga, sedangkan telah shahih persaksian tersebut untuknya dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka para imam Ahli Hadits juga akan mempersaksikan hal yang sama baginya, mengikuti persaksian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan membenarkan perkataan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam.”
(I’tiqad A-immah Ahlil-Hadits halaman 46)

Adapun salah seorang hamba Allah yang beruntung telah Allah berikan karunia berupa jaminan surga itu adalah Abu Bakar ash-Shidiq radhiyallaahu ‘anhu. Telah shahih khabar yang menyebutkan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah menjaminkan surga untuk Abu Bakar ash-Shidiq radhiyallaahu ‘anhu, sehingga atas hal ini, kita tetapkan pula jaminan surga ini untuk Abu Bakar ash-Shidiq radhiyallaahu ‘anhu sebagai pembenaran atas apa yang dikatakan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Berkenaan dengan hal ini, Imam Al-Bukhari rahimahullah telah meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya dari haditsnya Abu Musa radhiyallaahu ‘anhu yang mengatakan bahwa suatu hari beliau pernah menjadi penjaga pintunya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
فَجَاءَ أَبُو بَكْرٍ يَسْتَأْذِنُ عَلَيْهِ لِيَدْخُلَ فَقُلْتُ كَمَا أَنْتَ حَتَّى أَسْتَأْذِنَ لَكَ فَوَقَفَ فَجِئْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَبُو بَكْرٍ يَسْتَأْذِنُ عَلَيْكَ قَالَ ائْذَنْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ فَدَخَلَ فَجَاءَ عَنْ يَمِينِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Maka datanglah Abu Bakar meminta izin kepadanya untuk masuk (menemui Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam). Lalu aku katakan kepada Abu Bakar : “Tetaplah di tempatmu sampai aku mintakan izin untukmu.”
Aku lalu menemui Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan aku katakan kepada beliau : “Wahai Nabi Allah, Abu Bakar meminta izin kepadamu.”
Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Izinkanlah dan berilah kabar gembira kepadanya dengan surga.”
Lalu Abu Bakar-pun masuk dan menemui Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dari sebelah kanan beliau.”
(Shahih al-Bukhari 4/320 no.7097)

Sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Izinkanlah dan berilah kabar gembira kepadanya dengan surga.” adalah ucapan yang terang dan tegas dari beliau bahwa Abu Bakar ash-Shidiq radhiyallaahu ‘anhu benar-benar telah dijamin masuk surga, sedangkan tidaklah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berdusta atas hal ini dan tidaklah beliau menetapkan hal-hal seperti ini melainkan semua itu merupakan wahyu dari Allah.
Ya, betapapun sebagai seorang manusia biasa, Abu Bakar radhiyallaahu ‘anhu tidak terluput dari kesalahan, akan tetapi kesalahan-kesalahan itu tidaklah menghapuskan jaminan surga dari lisannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk diri beliau(2), dan kita katakan sebagaimana difirmankan oleh Allah di dalam Al-Quran :
"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (3)

Alhamdulillah. Segala puji hanyalah bagi Allah yang telah memberikan karunia-Nya kepada siapapun yang dia kehendaki.
Semoga Allah ridha kepada Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman, 'Ali dan semua sahabat2 Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, baik dari kalangan Ahlul-Bait, kerabat, maupun yang bukan Ahlul-Bait dan kerabat Nabi.
Radhiyallaahu 'anhum ajma'in, meski orang2 jahil Syi'ah tidak menyukainya.


Note :
(1) Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dalam Kitab Shahih-nya hadits no.2348 dari riwayatnya Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata :
قبض رسول الله صلى الله عليه و سلم وهو ابن ثلاث وستين وأبو بكر وهو ابن ثلاث وستين وعمر وهو ابن ثلاث وستين
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam wafat pada usia 63 tahun. Abu Bakar wafat pada usia 63 tahun dan begitupula ‘Umar wafat pada usia 63 tahun.”

(2) Sikap Ahlus-Sunnah terhadap Abu Bakar radhiyallaahu ‘anhu adalah senantiasa mencintai beliau, menghormati beliau, merasa ridha kepada beliau, memintakan ampunan untuk beliau, dan menetapkan jaminan surga untuk beliau berdasarkan jaminan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Sikap ini berbeda dengan sikap busuk golongan Syi’ah Rafidhah yang membenci, merendahkan, memfitnah, melaknat, bahkan mengkafirkan Abu Bakar radhiyallaahu ‘anhu. Semoga Allah memerangi golongan Syi’ah Rafidhah ini.

(3) Al-Quran surat Al-Hasyr ayat 10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar