Rabu, 29 April 2015

Raj’ah, Aqidah Busuk Syi’ah Imamiyah Rafidhah (1)


Bagi yang mengetahui Syi’ah dengan rinci, niscaya dia akan mengetahui berbagai keyakinan2 rusak, busuk, menjijikan sekaligus konyol yang ada di dalam Syi’ah, dan salah satu diantara keyakinan2 yang rusak, busuk, dan menjijikan sekaligus konyol di dalam ajaran orang2 Syi’ah itu adalah ar-Raj’ah.

Salah seorang ulama Rafidhah, yakni Al-Mufid mengatakan:
اتفقت الإمامية على وجوب رجعة كثير من الأموات
“Syi’ah imamiyiah telah sepakat akan wajibnya raj’ah dari sebagian besar umat.”
(Awailul-Maqalat hal.51)

Ya, raj’ah ini adalah salah satu keyakinan Syi’ah imamiyah rafidhah yang disepakati oleh ulama2 besar mereka. ‘Aqidah raj’ah ini adalah salah satu ‘aqidah yang busuk, menjijikan sekaligus konyol sebab :
1. Di dalam raj’ah ini terkandung pengingkaran Syi’ah terhadap nubuwat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam…
2. Di dalam raj’ah ini terkandung khayalan dan kedustaan Syi’ah atas nama Nabi dan Ahlul-Baitnya…
3. Di dalam raj’ah terkandung kebusukan hati Syi’ah terhadap istri dan sahabat2 Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan….
4. Di dalam raj’ah ini terkandung kejahilan Syi’ah terhadap Kitabullah…

Insya Allah, kali ini kita akan sedikit membahas tentang raj’ah dan rinciannya…


Pertama : Apa itu Ar-Raj’ah?

Raj’ah ini adalah salah satu keyakinan bathil dan rusak orang2 Syi’ah yang maksudnya adalah bahwa setelah munculnya Mahdi ghaib Syi’ah sebelum hari kiamat, maka segolongan orang2 mu’min dan segolongan orang2 yang sangat jahat, kafir serta para penentang akan kembali ke dunia ini.
Golongan pertama dikatakan akan mendapat kedudukan dan balasan yang baik, sedangkan golongan kedua dikatakan akan mendapatkan siksaan.

Seorang ulama Syi’ah di masa sekarang, yakni Ja’far As-Subhani mengatakan bahwa Al-Mufid mengatakan :
والرجعه عندنا تختص بمن محض الايمان ومحض الكفر دون ما سوى هذين الفريقين
“Raj’ah di sisi kami adalah khusus untuk orang2 yang murni keimanannya dan juga murni kekafirannya, dan bukan untuk orang2 selain kedua golongan ini.”
(Adhwa ‘ala ‘Aqaid Syi’ah Imamiyah hal.462)

Dikatakan pula oleh ulama Rafidhah bernama Hasyim al-Bahrani dalam salah satu riwayatnya :
ولا يرجع الا من محض الايمان محضاً, ومن محض الكفر محضاً
“Tidaklah akan mengalami raj’ah kecuali orang2 yang murni keimanannya dan orang2 yang murni kekafirannya.”
(Madinatul-Ma’ajiz 3/92)

Ya, aqidah Raj’ah ini bukanlah ‘Aqidah yang baru muncul di masa sekarang, akan tetapi ini adalah keyakinan milik Syi’ah Rafidhah ekstrem sejak zaman dahulu yang diwariskan turun temurun hingga ke masa sekarang yang diyakini oleh ulama2 besar dan ayatusy-syi’ah2 hingga ke orang2 awamnya.

Beberapa ratus tahun yang lalu, Al-Hafizh ibnu Hajar rahimahullah bahkan telah menyebutkan tentang ‘Aqidah Raj’ah ini, yang menjadi salah satu ciri dari Syi’ah Rafidhah ekstrem.

Al-Hafizh rahimahullah mengatakan :
فمن قدمه على أبي بكر وعمر فهو غال في تشيعه ويطلع عليه رافضي، وإلا فشيعي، فإن انضاف إلى ذلك السب أو التصريح بالبغض فغال في الرفض، وإن اعتقد الرجعة إلى الدنيا فأشد في الغلو
“Orang Syi’ah yang mengutamakan ‘Ali di atas Abu Bakar dan ‘Umar, maka dia adalah Syi’ah yang ghuluw, dan dinisbatkan kepadanya sebutan Raafidhah, jika tidak maka hanya sekedar Syi’ah.
Jika bersamaan dengan itu, dia juga mencela dan terang2an membenci Abu Bakar dan ‘Umar, maka dia adalah Rafidhah yang ghuluw. Jika disertai dengan keyakinan Raj’ah, maka dia adalah Rafidhah yang sangat-sangat ghuluw.”
(Hadyus-Sari hal.459)

Lebih jauh lagi, ‘aqidah raj’ah ini, selain merupakan keyakinan orang2 Syi’ah rafidhah sejak ratusan tahun yang lalu melalui bapak mereka yakni ‘Abdullah bin Saba, maka keyakinan ini juga merupakan keyakinannya orang2 Arab di masa Jahiliyah dahulu, sebelum datangnya Islam.

Ibnu Manzhur mengatakan :
والرجعة : مذهب قوم من العرب في الجاهلية معروف عندهم ، ومذهب طائفة من فرق المسلمين من أولي البدع والأهواء ، يقولون : إن الميت يرجع إلى الدنيا ويكون فيها حيا كما كان ، ومن جملتهم طائفة من الرافضة يقولون : إن علي بن أبي طالب - كرم الله وجهه - مستتر في السحاب فلا يخرج مع من خرج من ولده حتى ينادي مناد من السماء : اخرج مع فلان

“Raj’ah ini adalah madzhabnya sebagian orang Arab di masa Jahiliayah yang sudah ma’ruf di sisi mereka. Dan raj’ah ini juga merupakan madzhabnya sekelompok firqah Islam pada masa awal munculnya kebid’ahan dan ahlul-hawa…
Diantara mereka adalah kelompok Rafidhah yang mengatakan : “Sesungguhnya ‘Ali bin Abi Thalib bersembunyi di awan dan tidak akan keluar bersama keturunan2nya sampai ada suara yang menyeru dari langit : “Keluarlah bersama si fulan.”
(Lisanul-‘Arab 6/107)

Hal ini juga terkonfirmasi melalui riwayat yang disebutkan oleh imam Ahmad rahimahullah dari ‘Ashim bin Dhamrah yang pernah berkata kepada Al-Hasan bin ‘Ali radhiyallaahu ‘anhu :
إن الشيعة يزعمون أن عليًا يرجع. قال الحسن: كذب أولئك الكذابون، لو علمنا ذاك ما تزوج نساؤه، ولا قسمنا ميراثه
“Sesungguhnya Syi’ah meyakini bahwa ‘Ali akan kembali (ke dunia).”
Maka Al-Hasan radhiyallaahu ‘anhu mengatakan : “Mereka tela berdusta. Kalau saja sebelumnya aku tahu hal ini, maka aku tidak akan menikahi wanita2 mereka, dan tidak akan aku bagi waris2 mereka.”
(Musnad Ahmad 2/312. Isnadnya hasan atau shahih)

Ya, inilah ‘Aqidah rusak dan bathil yang dikatakan sebagai kedustaan oleh Al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu. Kemudian beliau hukumi orang2 yang memiliki keyakinan seperti ini agar tidak boleh dinikahi dan dibagi warisan mereka, sedangkan larangan untuk menikahi dan membagi waris ini tidaklah dikatakan kecuali terhadap dua jenis orang, yakni orang2 yang sangat rusak kebid’ahannya dan juga orang2 yang dianggap kafir.

Dari sini kita dapat mengetahui betapa rusaknya dan betapa bathilnya ‘Aqidah raj’ah milik orang2 Syi’ah Rafidhah ini.

Silahkan untuk membaca kelanjutan dari pembahasan ini di : Raj’ah, Aqidah Busuk Syi’ah Imamiyah Rafidhah (2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar