Hari pertama di bulan Ramadhan 1436 H/2015 M…….
Alhamdulillah, hari pertama di bulan Ramadhan tahun ini telah kita lewati dan selesaikan bersama. Segala puji hanyalah bagi Allah dan hanya milik-Nya semata atas karunia-Nya kepada kita semua.
Sebagian orang, mungkin dari jauh2 hari sudah mempersiapkan dirinya untuk memasuki dan mengisi bulan yang mulia ini dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, sebagian orang lainnya mungkin dalam keadaan yang tidak seperti itu, sehingga saat bulan Ramadhan datang, ada sedikit kecanggungan dalam dirinya, ada sedikit ketidaknyamanan dalam hatinya, dan ada sedikit ketidaksiapan dalam memasuki dan mengisi bulan Ramadhan ini.
Maka, untuk mengingatkan kembali diri kita tentang betapa agungnya dan betapa besarnya keutamaan bulan Ramadhan ini, insya Allah, kali ini kita akan menyimak beberapa kabar gembira dari Allah ‘Azza wa Jalla yang disampaikan melalui lisan Rasul-Nya yang mulia tentang sebagian keagungan, kehebatan dan keutamaan yang Allah berikan bagi hamba2-Nya di bulan Ramadhan ini. Hanya kepada Allah-lah kita memohon petunjuk dan pertolongan.
Alhamdulillah, hari pertama di bulan Ramadhan tahun ini telah kita lewati dan selesaikan bersama. Segala puji hanyalah bagi Allah dan hanya milik-Nya semata atas karunia-Nya kepada kita semua.
Sebagian orang, mungkin dari jauh2 hari sudah mempersiapkan dirinya untuk memasuki dan mengisi bulan yang mulia ini dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, sebagian orang lainnya mungkin dalam keadaan yang tidak seperti itu, sehingga saat bulan Ramadhan datang, ada sedikit kecanggungan dalam dirinya, ada sedikit ketidaknyamanan dalam hatinya, dan ada sedikit ketidaksiapan dalam memasuki dan mengisi bulan Ramadhan ini.
Maka, untuk mengingatkan kembali diri kita tentang betapa agungnya dan betapa besarnya keutamaan bulan Ramadhan ini, insya Allah, kali ini kita akan menyimak beberapa kabar gembira dari Allah ‘Azza wa Jalla yang disampaikan melalui lisan Rasul-Nya yang mulia tentang sebagian keagungan, kehebatan dan keutamaan yang Allah berikan bagi hamba2-Nya di bulan Ramadhan ini. Hanya kepada Allah-lah kita memohon petunjuk dan pertolongan.
1. Keutamaan Pertama bulan Ramadhan : Dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :
إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة وغلقت أبواب النار وصفدت الشياطين
“Apabila Ramadhan datang, maka dibukalah pintu2 surga, pintu2 neraka ditutup, dan syetan2 dibelenggu.”
(Shahih Muslim 2/758 no.1079)
Adapun dibukanya pintu surga, maka hal ini merupakan kabar yang sebenarnya yang menunjukan bahwa pintu surga itu benar2 dibuka pada bulan Ramadhan. Kemudian, dikatakan bahwa disebabkan banyaknya orang yang melakukan banyak amal shalih di bulan Ramadhan, maka pintu2 surga itu dibuka sebagai kabar gembira bagi mereka yang banyak melakukan amal shalih tersebut.
Seolah dikatakan bahwa hendaklah orang2 itu melakukan banyak amal shalih di bulan Ramadhan dan dengan itu pintu surga akan dibukakan bagi mereka atau mereka akan dimasukan kedalam surga karenanya.
Syaikhul-Islam ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan :
وما ذاك إلا لأنه في شهر رمضان تنبعث القلوب إلى الخير والأعمال الصالحة التي بها وبسببها تفتح أبواب الجنة
“Tidaklah hal tersebut kecuali karena di bulan Ramadhan, hati2 manusia terdorong kepada kebaikan dan melakukan amal2 shalih yang dengannya merupakan sebab terbukanya pintu surga.”
(Majmu’ Fatawa 14/167)
Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan :
وإنما تُفْتَّحُ أبوابُ الجنة في هذا الشهرِ لِكَثْرَةِ الأعمالِ الصَالِحَةِ وتَرْغِيباً للعَاملِينْ
“Hanyalah dibukanya pintu surga di bulan Ramadhan ini dikarenakan banyaknya amal2 shalih yang dilakukan dan sebagai kabar gembira bagi pelakunya.”
(Majalis Syahr Ramadhan hal.8)
Barangsiapa yang menginginkan agar pintu2 surga itu dibuka untuknya dan kemudian ia dimasukan kedalam surga tersebut, hendaklah ia beramal shalih sebanyak2nya di bulan Ramadhan ini.
Sedangkan ditutupnya pintu neraka, maka hal ini adalah sebagaimana dibukanya pintu surga, yakni merupakan kabar yang sebenarnya yang menunjukan bahwa pintu2 neraka itu benar2 dibuka pada bulan Ramadhan. Kemudian, dikatakan bahwa disebabkan sedikitnya kemaksiatan yang dilakukan oleh ahli iman di bulan Ramadhan, maka pintu2 neraka ditutup untuk mereka. Seolah dikatakan bahwa hendaklah orang2 itu menjauhi kemaksiatan di bulan Ramadhan dan dengan itu pintu neraka akan ditutup bagi mereka atau mereka akan dijauhkan dari neraka karenanya.
Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan :
وتُغَلَّقُ أبوابُ النار لقلَّة المعاصِي من أهل الإِيْمان
“Dan ditutupnya pintu2 neraka disebabkan sedikitnya kemaksiatan dari diri ahli iman.”
(Majalis Syahri Ramadhan hal.8)
Maka, bagi siapa yang menginginkan agar pintu2 neraka itu ditutup darinya, hendaklah ia menjauhi segala kemaksiatan di bulan Ramadhan ini, baik kecil maupun besar, sebagaimana hal ini juga telah disebutkan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Diantaranya sabda beliau :
الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ
“Shaum itu adalah benteng. Maka janganlah berbuat rafats dan jangan pula berbuat jahil.”
(Shahih al-Bukhari 3/24 no.1894)
Adapun yang dimaksud “rafats” dalam sabda Nabi di atas adalah ucapan2 yang kotor, keji atau buruk ataupun yang lebih umum daripada itu.
Sedangkan yang dimaksud “perbuatan jahil” adalah perbuatan2 yang biasanya dilakukan oleh orang2 yang bodoh seperti berteriak-teriak atau membentak orang lain, mencaci maki orang lain, berakhlak jelek, dan yang semisalnya.
Al-Hafizh ibnu Hajar rahimahullah mengatakan :
والمراد بالرفث هنا وهو بفتح الراء والفاء ثم المثلثة الكلام الفاحش
………………………….
قوله: "ولا يجهل" أي لا يفعل شيئا من أفعال أهل الجهل كالصياح والسفه ونحو ذلك
“Adapun yang dimaksud dengan ar-rafats di sini……..adalah perkataan yang kotor (keji atau buruk)…
Sedangkan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Janganlah berbuat jahil”, maksudnya adalah janganlah melakukan perbuatan2 yang biasa dilakukan oleh orang2 jahil seperti berteriak-teriak atau membentak orang lain, mencaci maki orang lain, dan yang semisalnya.”
(Fathul-Bari 4/126)
Wallaahu a’lam.
2. Keutamaan Kedua Bulan Ramadhan : Diampuninya dosa seorang hamba yang melakukan shaum di siang hari dan shalat sunnah di malam harinya di bulan Ramadhan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :
قَالَ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berdiri di bulan Ramadhan (yakni melaksanakan shalat sunnah di malam Ramadhan) dengan iman dan ihtisab, akan diampuni dosanya yang telah lalu.”
(Shahih al-Bukhari 3/44 no.2009)
Dan sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Dan barangsiapa yang shaum di bulan Ramadhan dengan iman dan ihtisab, akan diampuni dosanya yang telah lalu.”
(Shahih al-Bukhari 3/26 no.1901)
Adapun yang dimaksud dengan “berdiri di bulan Ramadhan” adalah melaksanakan shalat2 sunnah di malam hari bulan Ramadhan. Sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud adalah shalat Tarawih. Sedangkan, sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa shalat sunnah ini adalah shalat sunnah di malam hari secara umum dan tidak hanya terbatas shalat tarawih saja.
Al-Hafiz ibnu Hajar rahimahullah mengatakan :
" أي قام لياليه مصليا، والمراد من قيام الليل ما يحصل به مطلق القيام كما قدمناه في التهجد سواء، وذكر النووي أن المراد بقيام رمضان صلاة التراويح، يعني أنه يحصل بها المطلوب من القيام لا أن قيام رمضان لا يكون إلا بها، وأغرب الكرماني فقال: اتفقوا على أن المراد بقيام رمضان صلاة التراويح
“Qaama Ramadhan (Berdiri di bulan Ramadhan)”, maksudnya adalah qiyamul-lail (berdiri di malam hari) dengan melakukan shalat, dan yang dimaksud dengan qiyamul-lail ini adalah shalat apa saja yang dapat tercapai dengannya al-qiyam secara mutlak.….
An-Nawawi menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan qiyamu Ramadhan adalah shalat Tarawih, yakni bahwa dengan melakukan shalat Tarawih ini telah tercapailah maksud untuk berdiri di bulan Ramadhan dan bukan berarti bahwa qiyamu Ramadhan itu tidak akan tercapai kecuali hanya dengan shalat Tarawih.
Adapun Al-Kirmani dalam hal ini memiliki perkataan yang ganji. Beliau berkata : “Para ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan qiyamu Ramadhan itu adalah shalat Tarawih.”
(Fathul-Bari 4/295)
Kemudian, yang dimaksud sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “dengan iman…”, maka maksudnya adalah bahwa seseorang itu dengan imannya ia membenarkan apa2 yang disebutkan dan dijanjikan oleh Allah terkait masalah ini, yakni bahwa shaum Ramadhan itu adalah salah satu kewajiban yang Allah tetapkan bagi hamba-Nya yang mu’min dan Allah akan memberikan ampunan kepada siapa saja yang mau melaksanakan shaum di siang hari dan shalat sunnah di malam hari bulan Ramadhan.
Sedangkan yang dimaksud dengan “ihtisab” adalah ikhlasnya seseorang dalam melaksanakan shaum dan shalat sunnah di bulan Ramadhan, yakni bahwa tidaklah ia melakukan semua itu melainkan karena Allah, karena mengharapkan pahala dari Allah, ampunan dari Allah dan bukan untuk mencari pujian dari manusia.
Al-Hafizh ibnu Hajar rahimahullah mengatakan :
. قوله: "إيمانا" أي تصديقا بوعد الله بالثواب عليه "واحتسابا" أي طلبا للأجر لا لقصد آخر من رياء أو نحوه
“Sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “dengan iman”, yakni membenarkan janji Allah tentang pemberian pahala dalam hal ini. Sedangkan yang dimaksud dengan “ihtisab” adalah untuk mencari pahala Allah dan bukan karena bermaksud untuk riya kepada manusia dan yang semisalnya.”
(Fathul-Bari 4/296)
Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan :
إيماناً باللهِ ورضاً بفرضيَّةِ الصَّومِ عليهِ واحتساباً لثَوابه وأجرهِ، لم يكنْ كارِهاً لفرضهِ ولا شاكّاً فيَ ثوابه وأجرهِ، فإن الله يغْفِرُ له ما تقدَم من ذنْبِه
“Dengan iman, yakni iman kepada Allah dan ridha terhadap shaum yang Dia wajibkan kepadanya, dan dengan mengharapkan pahala dan ganjaran Allah.Tidaklah seseorang itu benci terhadap apa2 yang Allah wajibkan untuknya, dan tidak pula ragu terhadap pahala dan ganjaran yang Allah janjikan kepadanya, maka dengan itu Allah akan mengampuni dosa2nya yang telah lalu.”
(Majalis Syahri Ramadhan hal.14)
Syaikh ibnu Baz rahimahullah mengatakan :
أن الواجب على المسلم أن يصوم إيماناً واحتساباً لا رياء ولا سمعة ولا تقليداً للناس أو متابعة أهل بلده، بل الواجب عليه أن يكون الحامل له على الصوم هو إيمانه بأن الله قد فرض عليه ذلك، واحتسابه الأجر عند ربه في ذلك، وهكذا قيام رمضان يجب أن يفعله المسلم إيماناً واحتساباً لا لسبب آخر
"Wajib bagi seorang muslim untuk melaksanakan shaum dengan iman dan ihtisab, bukan karena riya, bukan pula karena sum'ah, dan juga tidak karena bertaqlid kepada manusia atau karena sekedar ikut2an penduduk negerinya. Bahkan wajib baginya untuk melaksanakan shaum berdasarkan keimanan-nya bahwa Allah telah mewajibkan shaum ini padanya. Dan di samping itu ia juga shaum sambil mengharapkan pahala dari Rabb-nya. Demikian juga qiyamu Ramadhan, wajib bagi seorang muslim untuk melaksanakannya karena iman dan ihtisab, bukan karena sebab yang lain."
(Sumber : http://www.ibnbaz.org.sa/node/8399)
Maka, barangsiapa yang ingin agar Allah mengampuni dosa2nya yang telah lalu, hendaknya ia meyakini bahwa shaum Ramadhan itu adalah shaum yang Allah wajibkan untuknya, dan dengan melaksanakan shaum serta melaksanakan shalat sunnah di malam hari bulan Ramadhan (yakni selain dari shalat2 fardhu yang memang wajib dia lakukan), hendaklah ia meyakini dengan sepenuh hati terhadap apa2 yang Allah perintahkan dan janjikan untuknya, serta ia melakukannya dengan ikhlas tanpa adanya keinginan untuk dipuji oleh manusia.
Wallaahu a’lam.Adapun yang dimaksud dengan dosa2 yang diampuni itu, maka jumhur ulama Ahlus-Sunnah membatasinya dengan hanya dosa2 kecil saja selain dari dosa2 besar sebab bagi dosa2 besar, maka diwajibkan tobat bagi pelakunya.
Berkenaan dengan hal ini, Al-Hafizh ibnu Rajab rahimahullah mengatakan :
الجمهور القائلون بأن الكبائر لا يكفرها مجرد الصلاة بدون توبة ، يقولون : هذا العموم خص منه الكبائر بما خرجه مسلم من حديث أبي هريرة ، عن النبي ( ، قال : ( ( الصلوات الخمس ، والجمعة إلى الجمعة ، ورمضان إلى رمضان مكفرات لما بينهن ، ما اجتنبت الكبائر ) ) .
Syaikh ibnu Baz rahimahullah mengatakan dalam fatwa beliau :
فالواجب الحذر من جميع السيئات صغيرها وكبيرها والتوبة إلى الله من ذلك، فإذا ابتلى العبد بشيءٍ من السيئات الصغائر كانت صلواته الخمس، وجمعاته، وصيامه رمضان وحجه، وعمرته كلها مكفرات
"Maka wajib untuk berhati-hati terhadap semua perbuatan buruk baik itu yang kecil maupun besar, dan hendaknya bertaubat kepada Allah dari semua hal tersebut. Apabil seorang hamba melakukan sesuatu dari perbuatan buruk yang kecil, maka shalat-nya yang 5, shalat jum'at-nya, shaum-nya di bulan Ramadhan, hajji-nya dan umrah-nya, maka semua itu dapat menutupi keburukannya tersebut."
(Sumber : http://www.binbaz.org.sa/node/11619)
Maka, barangsiapa yang ingin agar Allah mengampuni dosa2nya yang telah lalu, hendaknya ia shaum dan melaksanakan shalat sunnah di malam harinya (yakni selain dari shalat2 fardhu yang memang wajib dia lakukan), dan hendaklah ia meyakini dengan sepenuh hati terhadap apa2 yang Allah perintahkan dan janjikan untuknya, serta ia melakukannya dengan ikhlas tanpa adanya keinginan untuk dipuji oleh manusia.
Wallaahu a’lam.
Wallaahu a’lam.Adapun yang dimaksud dengan dosa2 yang diampuni itu, maka jumhur ulama Ahlus-Sunnah membatasinya dengan hanya dosa2 kecil saja selain dari dosa2 besar sebab bagi dosa2 besar, maka diwajibkan tobat bagi pelakunya.
Berkenaan dengan hal ini, Al-Hafizh ibnu Rajab rahimahullah mengatakan :
الجمهور القائلون بأن الكبائر لا يكفرها مجرد الصلاة بدون توبة ، يقولون : هذا العموم خص منه الكبائر بما خرجه مسلم من حديث أبي هريرة ، عن النبي ( ، قال : ( ( الصلوات الخمس ، والجمعة إلى الجمعة ، ورمضان إلى رمضان مكفرات لما بينهن ، ما اجتنبت الكبائر ) ) .
“Jumhur ulama mengatakan bahwa sesungguhnya dosa2 besar itu
tidaklah terhapus dengan shalat melainkan ia terhapus dengan taubat. Mereka mengatakan : “Penghapusan dosa dengan shalat ini adalah
umum (untuk dosa2 kecil) yang dikecualikan darinya dosa2 besar berdasarkan apa yang diriwiyatkan oleh imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallaahu
‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Shalat lima waktu,
dari shalat Jum’at ke shalat Jum’at, dari shaum Ramadhan ke shaum
Ramadhan adalah penghapus dosa2 diantaranya, selama dosa2 besar
dijauhi.”
(Fathul Bari 4/221-222)
Syaikh ibnu Baz rahimahullah mengatakan dalam fatwa beliau :
فالواجب الحذر من جميع السيئات صغيرها وكبيرها والتوبة إلى الله من ذلك، فإذا ابتلى العبد بشيءٍ من السيئات الصغائر كانت صلواته الخمس، وجمعاته، وصيامه رمضان وحجه، وعمرته كلها مكفرات
"Maka wajib untuk berhati-hati terhadap semua perbuatan buruk baik itu yang kecil maupun besar, dan hendaknya bertaubat kepada Allah dari semua hal tersebut. Apabil seorang hamba melakukan sesuatu dari perbuatan buruk yang kecil, maka shalat-nya yang 5, shalat jum'at-nya, shaum-nya di bulan Ramadhan, hajji-nya dan umrah-nya, maka semua itu dapat menutupi keburukannya tersebut."
(Sumber : http://www.binbaz.org.sa/node/11619)
Maka, barangsiapa yang ingin agar Allah mengampuni dosa2nya yang telah lalu, hendaknya ia shaum dan melaksanakan shalat sunnah di malam harinya (yakni selain dari shalat2 fardhu yang memang wajib dia lakukan), dan hendaklah ia meyakini dengan sepenuh hati terhadap apa2 yang Allah perintahkan dan janjikan untuknya, serta ia melakukannya dengan ikhlas tanpa adanya keinginan untuk dipuji oleh manusia.
Wallaahu a’lam.
3. Keutamaan Ketiga Bulan Ramadhan : Dikabulkannya do’a orang yang sedang shaum di bulan Ramadhan (dan juga di bulan2 lainnya)
Salah satu perkara yang paling disukai dan ditekankan di bulan Ramadhan ini adalah do’a, yakni hendaknya seseorang yang shaum itu memperbanyak do’a kepada Allah, baik do’a itu terkait dengan urusan akhiratnya, ataupun dunianya, baik untuk dirinya pribadi maupun untuk umumnya kaum muslimin.
Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan :
يستحب للصائم أن يدعو في حال صومه بمهمات الآخرة والدنيا له ولمن يحب وللمسلمين
“Disukai bagi orang yang shaum untuk berdo’a kepada Allah dalam shaumnya dengan do’a untuk urusan akhiratnya dan dunianya, dan juga do’a yang terkait dengan apa yang disukai bagi kaum muslimin.”
(Al-Majmu’ 6/375)
Dalam hal ini, telah diriwayatkan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda :
ثلاثة لا ترد دعوتهم الإمام العادل والصائم حتى يفطر ودعوة المظلوم تحمل على الغمام وتفتح لها أبواب السماء ويقول الرب عز و جل وعزتي لأنصرنك ولو بعد حين
“Tiga golongan orang yang do’anya tidak akan ditolak, yakni do’a imam yang adil, do’a orang yang shaum hingga ia berbuka, dan do’anya orang yang dizhalimi. Do’a itu akan diangkat hingga ke awan dan dibukalah pintu2 langit, kemudian Rabb ‘Azza wa Jalla berfirman : “Sungguh aku akan menolongmu, meski setelah beberapa waktu.”
(Musnad Ahmad 2/304 no.8030. Syaikh Syu’aib rahimahullah mengatakan : “Hadits ini shahih dengan jalan yang lain dan syawahidnya.”)
Hadits ini menunjukan bahwa do’a orang yang shaum itu tidak akan ditolak sejak ia memulai shaum di pagi hari, sampai ia berbuka di waktu maghrib. Maka, perbanyaklah berdo’a kepada Allah, dan semoga Allah mengabulkan semua do’a kita. Amin ya Allah.
Semoga Allah menghapuskan segala kecanggungan, ataupun segala ketidaknyamanan, dan ketidaksiapan dalam diri seseorang dalam memasuki dan mengisi bulan yang penuh berkah dan keutamaan ini dan menggantinya dengan ghirah serta motivasi dalam memperbanyak amal shalih untuk mendekatkan dirinya kepada Allah.
Wallaahu a’lam.
Salah satu perkara yang paling disukai dan ditekankan di bulan Ramadhan ini adalah do’a, yakni hendaknya seseorang yang shaum itu memperbanyak do’a kepada Allah, baik do’a itu terkait dengan urusan akhiratnya, ataupun dunianya, baik untuk dirinya pribadi maupun untuk umumnya kaum muslimin.
Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan :
يستحب للصائم أن يدعو في حال صومه بمهمات الآخرة والدنيا له ولمن يحب وللمسلمين
“Disukai bagi orang yang shaum untuk berdo’a kepada Allah dalam shaumnya dengan do’a untuk urusan akhiratnya dan dunianya, dan juga do’a yang terkait dengan apa yang disukai bagi kaum muslimin.”
(Al-Majmu’ 6/375)
Dalam hal ini, telah diriwayatkan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda :
ثلاثة لا ترد دعوتهم الإمام العادل والصائم حتى يفطر ودعوة المظلوم تحمل على الغمام وتفتح لها أبواب السماء ويقول الرب عز و جل وعزتي لأنصرنك ولو بعد حين
“Tiga golongan orang yang do’anya tidak akan ditolak, yakni do’a imam yang adil, do’a orang yang shaum hingga ia berbuka, dan do’anya orang yang dizhalimi. Do’a itu akan diangkat hingga ke awan dan dibukalah pintu2 langit, kemudian Rabb ‘Azza wa Jalla berfirman : “Sungguh aku akan menolongmu, meski setelah beberapa waktu.”
(Musnad Ahmad 2/304 no.8030. Syaikh Syu’aib rahimahullah mengatakan : “Hadits ini shahih dengan jalan yang lain dan syawahidnya.”)
Hadits ini menunjukan bahwa do’a orang yang shaum itu tidak akan ditolak sejak ia memulai shaum di pagi hari, sampai ia berbuka di waktu maghrib. Maka, perbanyaklah berdo’a kepada Allah, dan semoga Allah mengabulkan semua do’a kita. Amin ya Allah.
Semoga Allah menghapuskan segala kecanggungan, ataupun segala ketidaknyamanan, dan ketidaksiapan dalam diri seseorang dalam memasuki dan mengisi bulan yang penuh berkah dan keutamaan ini dan menggantinya dengan ghirah serta motivasi dalam memperbanyak amal shalih untuk mendekatkan dirinya kepada Allah.
Wallaahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar