Mungkin banyak dari kita yang sudah mengetahui perkataan busuk seorang ulama Syi'ah yang bernama Al-Jazairy yang mengatakan bahwa dia tidak mengakui Rabb dan Nabi yang diakui oleh Ahlus-Sunnah, dan menegaskan bahwa Rabb dan Nabi-nya Ahlus-Sunnah itu berbeda dengan Rabb dan Nabi-nya orang2 Syi'ah.
Perkataan busuk tersebut selengkapnya adalah seperti berikut :
إنا لم نجتمع معهم على إله ولا على نبي ولا على إمام وذلك أنهم يقولون إن ربهم هو الذي كان محمد صلى الله عليه وآله نبيه وخليفته بعده أبو بكر ونحن لا نقول بهذا الرب ولا بذلك النبي بل نقول إن الرب الذي خليفة نبيه أبو بكر ليس ربنا ولا ذلك النبي نبينا
“Sesungguhnya kami (Syi’ah) tidak akan bersepakat dengan mereka (Ahlus-Sunnah) tentang ilah, tidak pula tentang Nabi, dan tidak pula tentang Imam. Hal itu karena Ahlus-Sunnah mengatakan bahwa Rabb mereka adalah Rabb yang Muhammad adalah nabi-Nya dan Khalifah sesudahnya adalah Abu Bakar. Sedangkan kami tidak akan berkata dengan Rabb yang seperti ini, tidak pula dengan Nabi yang seperti ini. Bahkan kami katakan : “Sesungguhnya Rabb yang khalifah Nabi-Nya adalah Abu Bakar bukanlah Rabb kami, dan Nabi seperti itu bukanlah Nabi kami.”
Perkataan busuk tersebut selengkapnya adalah seperti berikut :
إنا لم نجتمع معهم على إله ولا على نبي ولا على إمام وذلك أنهم يقولون إن ربهم هو الذي كان محمد صلى الله عليه وآله نبيه وخليفته بعده أبو بكر ونحن لا نقول بهذا الرب ولا بذلك النبي بل نقول إن الرب الذي خليفة نبيه أبو بكر ليس ربنا ولا ذلك النبي نبينا
“Sesungguhnya kami (Syi’ah) tidak akan bersepakat dengan mereka (Ahlus-Sunnah) tentang ilah, tidak pula tentang Nabi, dan tidak pula tentang Imam. Hal itu karena Ahlus-Sunnah mengatakan bahwa Rabb mereka adalah Rabb yang Muhammad adalah nabi-Nya dan Khalifah sesudahnya adalah Abu Bakar. Sedangkan kami tidak akan berkata dengan Rabb yang seperti ini, tidak pula dengan Nabi yang seperti ini. Bahkan kami katakan : “Sesungguhnya Rabb yang khalifah Nabi-Nya adalah Abu Bakar bukanlah Rabb kami, dan Nabi seperti itu bukanlah Nabi kami.”
(Al-Anwar An-Nu’maniyah 2/278)
Kutipan ini diantaranya dapat kita baca di sini atau di sini dan di sini, dan juga yang lainnya. Perhatikanlah, bahwa kutipan perkataan ulama Syi’ah itu disebutkan berasal dari kitab Al-Anwarul-Nu’maniyah juz 2 halaman 278.
Namun lucunya, terkait kutipan dari perkataan busuk dari Al-Jazairy ini, ada segelintir orang2 Syi’ah yang dengan kebodohannya malah mencoba mengingkarinya dan menyebut kutipan tersebut sebagai fitnah.
Orang Syi’ah itu mengatakan :
“FITNAH BARU TENTANG SYIAH. Hahahaaa... lucuuuu banget karena TERBUKTI: 1) Babnya ga ada di kitab aslinya. 2) Halamannya juga maximal 266, sementara mereka bilang itu ada di halaman 278.
3) itu Kitab tentang Imam Zamaan afs, dan ga ada urusan sama sunni.
Dasaaaar provokator.. !! mungkin karena mazhab khayali, jadi ya, terserah aja mau ngarang bebas juga.. yang penting khayaaal dan fitnah tersebar.. hehehee.. untung orang syiah sabaaaarr.”
Cek di sini : https://www.facebook.com/emiliar.az/posts/901002376659981?pnref=story
Orang Syi’ah ini mengatakan bahwa juz ke-2 dari kitab Al-Anwarul-Nu’maniyah yang asli itu hanya sampai halaman 266, maka menurut dia mustahil ada halaman ke-278.
Untuk menguatkan kesimpulannya itu, si penulis artikel Syi'ah itu tidak lupa menyertakan screenshot dari daftar Isi kitab An-Anwarul-Nu’maniyah yang memang hanya sampai halaman 266 (dan insya Allah, nanti kita akan lihat bahwa hal ini hanya menunjukan kebodohannya dan keawamannya dalam masalah kitab).
Tragisnya, kebodohannya itu kemudian dipercaya dengan bodohnya oleh orang2 Syi’ah yang bodoh lainnya, sampai2 ada diantara mereka yang berkomentar :
“Mau fitnah tapi gak di cek wkwkwkwk dasar mahzab khayali...sesuai sama yang di ikuti.. semuanya khayali...”
Dan :
“Jangan2 suneon buat buku baru dgn judul yg sama pluusss tambahan keterangan2 palsu n pitnah eehhhh fitnah.”
Lalu, dengan bodohnya, si penulis artikel ikut menanggapi :
“Emang menggelikan tapi juga menyebalkan.. karena mereka kira, kita sama bodohnya sama mereka, dan itu menyakitkan !!!:D berasa kan, betapa Ga enaknya, kalo dikira bodoh sama orang bodoh.. ampuuun deeeh...”
Lalu, komentar orang Syi’ah bodoh lainnya :
“Iya , nggak afdol kayaknya kalo nggak bikin fitnah metreka itu , udah kecanduan tebar fitnah , otaknya tumpul deh.”
“iya kalo ada otaknya.... kayanya gak ada otaknya deh... wkwkwwk.”
“Ud menjadi kebiasaan wahbi tanduk setan..di bongkar satu buat lgi trusssssss. Ya begitulah dajjal ne”ad."
Benar2 bodoh, dan ini benar2 humor yang sangat lucu sekaligus tragis.
Seperti inikah kualitas orang2 Syi’ah di Indonesia sini?
Orang Syi’ah yang menulis artikel jelas sekali bodohnya, sedangkan orang2 Syi’ah yang ikut2an menyukai dan mengomentari artikel tersebut adalah orang2 yang sangat bodoh yang sepertinya tidak pernah dan tidak mau lagi menggunakan isi kepalanya. So, dengan kualitas seperti ini, maka tidak heran jika mereka selama ini bisa dibodohi oleh ulama dan petinggi2 Syi’ah sehingga mau saja mengikuti ajaran mereka yang rusak dan busuk, seperti kerbau yang dicocok hidungnya.
Untuk meng-clearkan masalah ini, maka mari kita perhatikan dua point di bawah ini…
Pertama :
Mari kita perhatikan perkataan salah satu ulama besar Syi’ah di masa sekarang yang bernama ‘Ali Alu Muhsin di websitenya saat dia berkata :
الشيعة يقولون: إنا لا نجتمع معهم (أي مع السنة) على إله، ولا على نبي، ولا على إمام، وذلك أنهم يقولون: إن ربهم هو الذي كان محمد نبيه، وخليفته من بعدُ أبو بكرِ، ونحن لا نقول بهذا الرب، ولا بذلك النبي، بل نقول: إن الرب الذي خليفة نبيه أبو بكر ليس ربنا، ولا ذلك النبي نبينا.
انظر: كتاب (الأنوار النعمانية) لنعمة الله الجزائري 2/278.
الإجابة:
هذا الكلام قاله السيِّد نعمة الله الجزائري قدس سره في الأنوار النعمانية، وهو كلام واضح جداً
“Syi’ah mengatakan : “Sesungguhnya kami (Syi’ah) tidak akan bersepakat dengan mereka (yaitu dengan Ahlus-Sunnah) atas Tuhan, tidak pula atas Nabi, dan tidak pula atas Imam. Hal itu karena Ahlus-Sunnah mengatakan bahwa Rabb mereka adalah Rabb yang Muhammad adalah nabi-Nya dan Khalifah sesudahnya adalah Abu Bakar. Sedangkan kami tidak akan berkata dengan Rabb yang seperti ini, tidak pula dengan Nabi yang seperti ini. Bahkan kami katakan : “Sesungguhnya Rabb yang khalifah Nabi-Nya adalah Abu Bakar bukanlah Rabb kami, dan Nabi seperti itu bukanlah Nabi kami.”
Lihat : kitab Al-Anwar An-Nu’maniyah karya Ni’matullah Al-Jazairy 2/287.
Jawab (A'li Alu Muhsin):
"Perkataan ini memang dikatakan oleh Sayyid Ni’matullah Al-Jazairy di dalam kitab Al-Anwarul-Nu’maniyah, dan perkataan ini adalah perkataan yang sangat jelas.”
Lihat di websitenya : http://www.almohsin.org/index.php?act=qa&action=view&print=1&id=1414
Nah, perkataan ulama Syi'ah ini menunjukan bahwa dia mengakui kalau perkataan seperti itu adalah benar perkataannya Al-Jazairy.
Hal ini juga ditegaskan oleh ulama Syi’ah tersebut dalam kitabnya Lilaahi wa Lil-Haqiqah :
قال السيد نعمة الله الجزائري: ( إنا لا نجتمع معهم - أي مع السنة - على إله، ولا على نبي، ولا على إمام، وذلك أنهم يقولون: إن ربَّهم هو الذي كان محمد نبيه وخليفته من بعده أبو بكر. ونحن لا نقول بهذا الرب ولا بذلك النبي، بل نقول: إن
الرب الذي خليفة نبيه أبو بكر ليس ربنا ولا ذلك النبي نبينا ) الأنوار الجزائرية 2/278 باب نور في حقيقة [كذا] دين الإمامية والعلة التي من أجلها يجب الأخذ بخلاف ما تقوله العامة.
وأقول: إن كلام السيِّد نعمة الله الجزائري رحمه الله واضح جداً
“Al-Jazairy mengatakan : “Sesungguhnya kami (Syi’ah) tidak akan bersepakat dengan mereka (yaitu dengan Ahlus-Sunnah) atas Tuhan, tidak pula atas Nabi, dan tidak pula atas Imam. Hal itu karena Ahlus-Sunnah mengatakan bahwa Rabb mereka adalah Rabb yang Muhammad adalah nabi-Nya dan Khalifah sesudahnya adalah Abu Bakar. Sedangkan kami tidak akan berkata dengan Rabb yang seperti ini, tidak pula dengan Nabi yang seperti ini. Bahkan kami katakan : “Sesungguhnya Rabb yang khalifah Nabi-Nya adalah Abu Bakar bukanlah Rabb kami, dan Nabi seperti itu bukanlah Nabi kami.”
(Al-Anwar Al-Jazairiyah 2/287)
Aku (‘Ali Alu Muhsin) katakan : “Sesungguhnya perkataan Al-Jazairi ini sangat jelas.”
(Lilaahi wa Lil-Haqiqah 2/463-464)
Nah, sekali lagi, lihatlah, bahkan ulama besar Syi’ah di masa sekarang sendiripun mengakui kalau perkataan busuk itu memang perkataannya Al-Jazairy yang ada di dalam kitab Al-Anwarul-Nu’maniyah dan dia tidak mengingkari kalau perkataan itu ada di juz 2 halaman 278.
Tapi, dengan bodohnya Syi’ah2 recehan di Indonesia sini malah hendak mengingkarinya dan menganggap kalau kutipan perkataan itu hanyalah fitnah??
C’mon Syi’ah, bangunlah, dan cobalah untuk menjadi orang yang sedikit cerdas dan jangan mau terus2an dibodohi....
Kedua :
Satu hal mendasar yang diketahui oleh orang yang terbiasa membaca kitab adalah bahwa satu kitab yang dicetak oleh dua atau lebih percetakan yang berbeda adakalanya atau seringkali akan menghasilkan nomor halaman yang berbeda pula. Dan ini merupakan satu pengetahuan yang sangat mendasar sekali.
Perhatikanlah kitab yang dijadikan rujukan oleh –misalnya- blognya jaser leonheart yang mengutipkan perkataan Al-Jazairy. Maka, kitab yang dijadikan rujukan adalah kitab Al-Anwar An-Nu’maniyah yang diterbitkan oleh Muassasah Al-A’lamiy, Beirut, Libanon.
Sedangkan, kitab yang dijadikan rujukan oleh orang Syi’ah itu, jika di lihat dari screenshotnya, maka kitab yang dia jadikan rujukan adalah dari cetakannya Darul-Qari-Darul-Kufah cetakan pertama tahun 2008.
Kita dapat membaca cetakan kitab yang dijadikan rujukan oleh orang Syi'ah itu secara online di http://www.narjes-library.com/2011/07/blog-post_278.html.
Klik juz 2, buka halaman 266, lalu lihat daftar Isi-nya, dan kita dapat melihat bahwa itu persis seperti daftar isi yang telah dijadikan screen shot oleh orang Syi’ah tersebut.
Seperti ini screenshotnya (klik untuk memperbesar):
Klik juz 2, buka halaman 266, lalu lihat daftar Isi-nya, dan kita dapat melihat bahwa itu persis seperti daftar isi yang telah dijadikan screen shot oleh orang Syi’ah tersebut.
Seperti ini screenshotnya (klik untuk memperbesar):
Nah, kalaulah memang nomor halamannya berbeda, maka itu sangat wajar dan sah2 saja. Yang penting adalah bahwa perkataan dari ulama Syi’ah yang bernama Al-Jazairy itu sebenarnya sama2 ada pada kitab dari kedua cetakan yang berbeda tersebut, meski beda nomor halaman.
Adapun yang dikutipkan oleh teman2 Ahlus-Sunnah, yang berasal dari Muassasah Al-A’lamiy, maka perkataan busuk itu dikatakan berada pada juz 2 halaman 278. Dan keberadaan perkataan Al-Jazairy yang ada pada juz 2 halaman 278 ini telah diakui kebenarannya oleh salah seorang ulama Syi’ah di masa sekarang yaitu Ali Alu Muhsin, baik di websitenya maupun di dalam kitabnya, sebagaimana telah dinukilkan sebelumnya di point pertama.
Sedangkan yang dibawakan oleh orang Syi’ah itu, yakni dari cetakannya Darul-Qari-Darul-Kufah, maka sebenarnya orang Syi’ah itu sendiri akan dapat membaca perkataan busuk Al-Jazairy itu ada pada juz 2 halaman 191, dan screenshotnya adalah sebagai berikut (klik untuk memperbesar):
Perhatikan yang diwarnai dengan warna biru...
Adapun yang dikutipkan oleh teman2 Ahlus-Sunnah, yang berasal dari Muassasah Al-A’lamiy, maka perkataan busuk itu dikatakan berada pada juz 2 halaman 278. Dan keberadaan perkataan Al-Jazairy yang ada pada juz 2 halaman 278 ini telah diakui kebenarannya oleh salah seorang ulama Syi’ah di masa sekarang yaitu Ali Alu Muhsin, baik di websitenya maupun di dalam kitabnya, sebagaimana telah dinukilkan sebelumnya di point pertama.
Sedangkan yang dibawakan oleh orang Syi’ah itu, yakni dari cetakannya Darul-Qari-Darul-Kufah, maka sebenarnya orang Syi’ah itu sendiri akan dapat membaca perkataan busuk Al-Jazairy itu ada pada juz 2 halaman 191, dan screenshotnya adalah sebagai berikut (klik untuk memperbesar):
Perhatikan yang diwarnai dengan warna biru...
Ini menujukan kalau orang Syi’ah tersebut sebenarnya tidak membaca kitab tersebut. Akan tetapi dia hanya sekedar melihat jumlah halamannya belaka, dan dengan hanya modal seperti itu dia sudah merasa memiliki argument yang kuat, kemudian berkata : “Ini adalah fitnah.”
Ah, dasar Syi’ah. Ada-ada saja.
Ah, dasar Syi’ah. Ada-ada saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar