Salah satu hal yang
menjadi keyakinan Ahlus-Sunnah adalah bahwa orang-orang yang paling utama
diantara umat ini sesudah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah
sahabat-sahabat Nabi. Tingkat pertama
keutamaan ini adalah 4 khalifah, yakni Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali
radhiyallaahu ‘anhum ajma'in. Kemudian, baru sahabat-sahabat Nabi yang lain selain
beliau berempat. Sehingga, dikatakan bahwa selain dari 3 khalifah di atas, maka ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu
jelas lebih utama dibandingkan sahabat-sahabat Nabi yang lain, termasuk
dari Mu’awiyah radhiyallaahu ‘anhu.
Namun, kali ini, kita tidak akan membahas tentang lebihnya
keutamaan ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu dibandingkan dengan Mu’awiyah
radhiyallaahu ‘anhu, akan tetapi yang akan kita bahas di sini adalah tentang beberapa
persamaan diantara beliau berdua. Persamaan dalam kebaikan yang disebabkan karena
beliau berdua memang memiliki guru yang sama, diajar dan dididik oleh
guru yang sama, yakni oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Ok, kita mulai saja dengan persamaan yang pertama, yakni
bahwa keduanya termasuk sahabat Nabi yang paling mirip shalatnya dengan Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Ya, tentu saja. Alhamdulillah.
Tentang miripnya shalat ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu
dengan shalatnya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka imam Al-Bukhari rahimahullah telah
meriwayatkan :
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ الْوَاسِطِيُّ
قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ الْجُرَيْرِيِّ عَنْ أَبِي الْعَلَاءِ عَنْ
مُطَرِّفٍ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ صَلَّى مَعَ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ بِالْبَصْرَةِ فَقَالَ ذَكَّرَنَا هَذَا الرَّجُلُ صَلَاةً كُنَّا
نُصَلِّيهَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah menceritakan kepada kami Ishaq al-Wasithi, ia berkata
: “Telah menceritakan kepada kami Khalid dari Jurairi, dari Abil-‘Ala dari
Muthraf dari Imran bin Hushain radhiyallaahu ‘anhu yang berkata :
“Aku shalat bersama ‘Ali radhiyallaahu ‘anhu di Bashrah.”
Maka Imran berkata : “Shalat laki-laki ini (yakni ‘Ali)
mengingatkanku akan shalat yang pernah kulakukan bersama Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam.”
(Shahih al-Bukhari 1/156 no.784)
Yang dimaksud oleh Imran bin Hushain radhiyallaahu ‘anhu
adalah bahwa cara shalat ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu itu mirip
sekali dengan shalatnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Hal ini jelas sebagaimana disebutkan dalam riwayat lainnya
tentang peristiwa itu, bahwa Imran radhiyallaahu ‘anhu berkata :
ما صليت منذ حين أو منذ كذا وكذا أشبه
بصلاة رسول الله صلى الله عليه و سلم من هذه الصلاة يعني صلاة علي
“Sejak masa ini dan itu, aku tidak pernah shalat bersama
orang yang shalatnya paling mirip dengan shalatnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam dibandingkan shalat ini, -yakni shalatnya ‘Ali-.”
(Mushanaf ‘Abdur-razaq 2/62 no.2498)
Adapun tentang miripnya shalat Mu’awiyah radhiyallaahu ‘anhu
dengan shalatnya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka Al-Haitsami
rahimahullah meriwayatkan :
عن أبي الدرداء قال : ما رأيت أحدا بعد
رسول الله صلى الله عليه و سلم أشبه صلاة برسول الله صلى الله عليه و سلم من
أميركم هذا - يعني معاوية -
Dari Abi Darda radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata :
“Aku tidak pernah melihat salah seorang sesudah Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang paling mirip shalatnya dengan shalat Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam dibandingkan pemimpin kalian ini, -yakni Mu’awiyah-.”
(Majma az-Zawaid 9/595 no.15920. Al-Haitsami rahimahullah
lalu berkata : “Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, dan para perawinya adalah
perawi-perawi shahih, selain Qais bin Al-Harits, dan dia adalah perawi tsiqah.”)
Demikianlah….
So, sebagaimana dikatakan di awal bahwa
persamaan seperti contoh dalam shalat ini adalah persamaan dalam kebaikan yang disebabkan
karena beliau berdua memang memiliki guru besar yang sama, diajar dan dididik oleh
guru besar yang sama, yakni oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Semoga Allah ridha kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu,
dan semoga Allah ridha pula kepada Mu’awiyah radhiyallaahu ‘anhu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar