Berikut beberapa sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam untuk dilakukan oleh seorang muslim saat ia hendak tidur...
Pertama : Memadamkan api.
Pada masa Nabi shalallaahu 'alaihi wa sallam, suatu malam, telah terjadi kebakaran di rumah suatu kaum di kota Madinah, sehingga Nabi shallallaahu 'alaihi mengingatkan kaum muslimin agar memadamkan api sebelum mereka tidur. Hal ini sekaligus juga mengajarkan kepada kaum muslimin untuk selalu waspada terhadap sesuatu yang ditakutkan akan menjadi sebab keburukan dengannya.
Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallaahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallaahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ هَذِهِ النَّارَ إِنَّمَا هِيَ عَدُوٌّ لَكُمْ فَإِذَا نِمْتُمْ فَأَطْفِئُوهَا عَنْكُمْ
”Sesungguhnya api ini musuh bagi kalian, maka apabila kalian hendak tidur, padamkanlah api itu.”
(Shahih al-Bukhari 8/65 no.6294)
Kedua : Memadamkan lampu, menutup pintu, menutup bejana tempat menyimpan air, menutup makanan dan minuman dan menyebut nama Allah saat melakukannya
Jabir radhiyallaahu 'anhu mengatakan bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
أَطْفِئُوا الْمَصَابِيحَ بِاللَّيْلِ إِذَا رَقَدْتُمْ وَغَلِّقُوا الْأَبْوَابَ وَأَوْكُوا الْأَسْقِيَةَ وَخَمِّرُوا الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ
Jabir radhiyallaahu 'anhu mengatakan bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
أَطْفِئُوا الْمَصَابِيحَ بِاللَّيْلِ إِذَا رَقَدْتُمْ وَغَلِّقُوا الْأَبْوَابَ وَأَوْكُوا الْأَسْقِيَةَ وَخَمِّرُوا الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ
"Apabila kalian hendak tidur di malam hari, maka padamkanlah lampu-lampu, tutuplah pintu-pintu, tutuplah tempat air, dan tutup pula makanan dan minuman kalian."
(Shahih al-Bukhari 8/65 no.6296)
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa hendaklah seseorang itu melakukan semua hal di atas sambil menyebut nama Allah.
(Shahih al-Bukhari 8/65 no.6296)
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa hendaklah seseorang itu melakukan semua hal di atas sambil menyebut nama Allah.
Ketiga : Berwudhu’ dengan wudhu' yang sama seperti ketika hendak melaksanakan shalat.
Al--Hafizh ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul-Bari (1/358) mengatakan bahwa secara zhahir hadits ini menunjukan akan disukainya bagi setiap orang untuk kembali memperbaharui wudhunya saat ia hendak tidur, meskipun sebelumnya ia masih memiliki wudhu. Tapi, mungkin juga bahwa perintah dalam hadits ini hanyalah khusus bagi orang2 yang memiliki hadats saja, dan bukan orang yang masih memiliki wudhu.
Al-Bara bin ‘Azib radhiyallaahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya :
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ
“Apabila kamu hendak tidur, maka berwudhu’-lah seperti kamu berwudhu’ untuk melaksanakan shalat.”
(Shahih al-Bukhari 8/68 no.6311)
Al--Hafizh ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul-Bari (1/358) mengatakan bahwa secara zhahir hadits ini menunjukan akan disukainya bagi setiap orang untuk kembali memperbaharui wudhunya saat ia hendak tidur, meskipun sebelumnya ia masih memiliki wudhu. Tapi, mungkin juga bahwa perintah dalam hadits ini hanyalah khusus bagi orang2 yang memiliki hadats saja, dan bukan orang yang masih memiliki wudhu.
Keempat : Shalat witir.
Kelima : Membersihkan tempat tidur
Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu mengatakan :
أوصاني خليلي صلى الله عليه و سلم بثلاث بصيام ثلاثة أيام من كل شهر وركعتي الضحى وأن أوتر قبل أن أرقد
“Kekasihku shallallaahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan kepadaku untuk
melakukan 3 perkara, yaitu puasa 3 hari setiap bulan, shalat Dhuha, dan
melaksanakan shalat witir sebelum tidur.”
(Shahih Muslim 1/499 no.721)
Dalam masalah ini, Imam At-Tirmidzi rahimahullah mengatakan :
“Sekelompok ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam dan orang2 setelah mereka memilih pendapat bahwa janganlah
seseorang itu tidur sebelum ia shalat witir terlebih dulu.”
(Sunan At-Tirmidzi 2/317)
Syaikh
Al-'Utsamin rahimahullah dalam Majmu' Fatawa (14/155) mengatakan bahwa
apabila seseorang itu memiliki kebiasaan bangun saat adzan shalat Subuh,
maka lebih utama baginya untuk melaksanakan shalat witir terlebih dulu
sebelum ia tidur sebagaimana wasiat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam
kepada Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu.
Kelima : Membersihkan tempat tidur
Yakni membersihkannya dengan cara mengibas-ngibaskan kain di atas seprei ranjangnya atau kasurnya.
Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu mengatakan bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ
"Apabila seorang dari kamu akan berbaring di tempat tidurnya, maka hendaklah ia terlebih dulu mengibas-ngibasi tempat tidurnya itu dengan pinggir kain sarungnya, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya."
(Shahih al-Bukhari 8/70 no.6320)
Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan dalam Al-Minhaj syarh Shahih Muslim (17/58) bahwa perbuatan ini adalah mustahab, yakni disukai bagi seseorang itu untuk mengibas-ngibas ranjangnya sebelum ia berbaring di atasnya, sebab bisa jadi di atas ranjangnya itu terdapat ular atau kalajengking atau binatang yang lain selain dari kedua binatang itu .
Keenam : Berdzikir dengan tasbih, tahmid dan takbir
‘Ali bin Abu Thalib radhiyallaahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada beliau radhiyallaahu
‘anhu dan kepada Fathimah radhiyallaahu ‘anha :
إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا فَكَبِّرَا اللَّهَ أَرْبَعًا
وَثَلَاثِينَ وَاحْمَدَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَسَبِّحَا ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ
“Apabila kalian berdua telah berada di tempat tidur, maka agungkanlah
Allah (bertakbir) sebanyak 34 kali, pujilah Allah (bertahmid) 33 kali dan
sucikanlah Allah (bertasbih) 33 kali.”
(Shahih al-Bukhari 4/83 no.3113)
Ketujuh : Membaca 3 surat Al-Quran, meniupkannya ke telapak tangan dan mengusapkannya ke sekujur tubuh.
‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, beliau mengatakan :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى
إِلَى فِرَاشِهِ نَفَثَ فِي كَفَّيْهِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
وَبِالْمُعَوِّذَتَيْنِ جَمِيعًا ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ وَمَا
بَلَغَتْ يَدَاهُ مِنْ جَسَدِهِ
“Apabila Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam hendak pergi tidur, maka beliau meniupkan ke telapak tangannya dengan bacaan Qul-Huwallaahu ahad
(surat Al-Ikhlas) dan dengan al-Mu’awwidzatain (surat An-Naas dan
Al-Falaq), lalu beliau mengusapkannya ke wajah dan ke tubuh beliau
(Shahih al-Bukhari 7/133 no.5748)
Kedelapan : Membaca beberapa do’a.
Seseorang itu boleh memilih do'a manapun yang diajarkan oleh Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, yang ia sukai untuk ia baca sebelum ia tidur. Adapun
diantara do'a2 yang diajarkan oleh Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam
untuk dibaca oleh seseorang sebelum tidur tersebut, adalah sebagai berikut :
1. Hudzaifah al-Yaman radhiyallaahu ‘anhu mengatakan :
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا
“Adalah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak tidur, beliau membaca :“Bismika amuutu wa ahyaa”
(artinya : "Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan aku mati.”)
(Shahih al-Bukhari 8/69 no.6312)
2. Dan dari Hudzaifah al-Yaman radhiyallaahu ‘anhu pula, beliau mengatakan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَخَذَ
مَضْجَعَهُ مِنْ اللَّيْلِ وَضَعَ يَدَهُ تَحْتَ خَدِّهِ ثُمَّ يَقُولُ
اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا
“Apabila Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur di waktu
malam, beliau meletakan tangannya di bawah pipi kemudian membaca : “Allaahumma bismika amuutu wa ahyaa.”
(artinya : "Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup.”)
(Shahih al-Bukhari 8/69 no.6314)
Dalam riwayat lainnya masih dari Hudzaifah radhiyallaahu 'anhu, do'a itu disebutkan dengan lafazh :
اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوتُ
"Allaahumma bismika ahyaa wa amuutu."
(artinya : "Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan aku mati.”)
3. Dan masih dari Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata :
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ قَالَ بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا
“Apabila Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur, beliau mengucapkan : “Bismikallaahumma amuutu wa ahyaa.”
(artinya : "Dengan nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.”)
(Shahih al-Bukhari 8/71 no.6324)
4. Al-Bara radhiyallaahu ‘anhu mengatakan :
أن النبي صلى الله عليه و سلم كان إذا أخذ مضجعه قال اللهم باسمك أحيا وباسمك أموت
“Bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak tidur, beliau membaca : “Allaahumma bismika ahyaa wa bismika amuut”
(artinya : "Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup, dan dengan nama-Mu, aku mati.”)
(Shahih Muslim 4/2083 no.2711)
5. Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda kepada Abu Bakar radhiyallaahu ‘anhu :
قل اللهم عالم الغيب والشهادة فاطر السموات والأرض رب كل شيء ومليكه أشهد
أن لا إله إلا أنت أعوذ بك من شر نفسي ومن شر الشيطان وشركه قال قله إذا
أصبحت وإذا أمسيت وإذا أخذت مضجعك
“Ucapkanlah : “Allaahumma
‘aalimal ghaibi wasy-syahaadah, faathiras-samaawaati wal-ardhi, rabba
kulli syai-in wa maliikahu. Asyhaadu an laa ilaaha illaa anta,
a’uudzubika min syarri nafsiy wa min syarrisy-syaithaani wa syirkihi.”
(artinya : "Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang Nampak, Pencipta
langit dan bumi, rabb segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi
bahwa tiada tuhan selain Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan
diriku dan dari keburukan syetan dan sekutunya.")
Ucapkanlah do’a itu apabila engkau berada pada pagi dan sore hari dan saat engkau akan tidur.”
(Sunan At-Tirmidzi 5/467 no.3392. Imam At-Tirmidzi rahimahullah mengatakan bahwa hadits ini adalah : “Hasan Shahih.”)
6. Al-Bara radhiyallaahu ‘anhu mengatakan :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى
إِلَى فِرَاشِهِ نَامَ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْمَنِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ
أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ
أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَة وَرَهْبَة
إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ
بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ وَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَهُنَّ ثُمَّ
مَاتَ تَحْتَ لَيْلَتِهِ مَاتَ عَلَى الْفِطْرَةِ َ
“Apabila Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mendatangi tempat tidurnya, beliau berbaring ke sebelah kanan dan membaca :
“Allaahumma aslamtu nafsiy ilaika, wa wajjahtu wajhiy ilaika, wa
fawwadhtu amriy ilaika, wa alja-tu zhahriy ilaika, raghbatan wa rahbatan
ilaika. Laa malja-a wa laa manjaa minka illaa ilaika. Aamantu bikitaabikal-ladzii anzalta wa binabiyyikal-ladzii arsalta.”
(artinya
: "Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-mu. Aku hadapkan wajahku
kepada-Mu. Aku serahkan segala urusanku kepada-Mu. Aku sandarkan
punggungku kepada-Mu karena mengharap dan rasa takut kepada-Mu. Tidak
ada tempat kembali dan tidak ada tempat berlindung kecuali hanya
kepada-Mu. Aku beriman dengan sepenuh hati terhadap kitab-Mu yang telah
engkau turunkan dan aku beriman kepada nabi-Mu yang telah engkau utus.")
Kemudian beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa yang membaca doa ini, kemudian ia mati pada malam itu, maka ia mati dalam keadaan fitrah.”
(Shahih al-Bukhari 8/69 no.6315)
7. Al-Bara bin ‘Azib radhiyallaahu ‘anhu bahwa (apabila hendak tidur) Nabi shallallalahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan :
اللهم قني عذابك يوم تبعث عبادك
“Allaahumma qinniy ‘adzaabaka yauma tab’atsu ibaadaka.”
(artinya : "Ya Allah, lindungilah aku dari ‘adzab-Mu pada hari Engkau bangkitkan hamba2-Mu kelak.”)
(Sunan An-Nasa’i Al-Kubra 6/188 no.10589. Al-Hafizh ibnu Hajar rahimahullah mengatakan bahwa sanadnya adalah shahih.)
Do'a yang disebutkan di sini hanyalah sebagiannya saja, dan masih banyak do'a-do'a yang lain yang tidak mungkin disebutkan semuanya di sini.
Alhamdulillah. Allaahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa Aali Muhammad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar