Selasa, 28 Februari 2017

Sunnah Sehari-hari (3) : "Apa yang dilakukan saat mendapatkan mimpi baik dan mimpi buruk"

Saat seseorang tertidur, adakalanya dia bermimpi dengan sesuatu yang baik yang ia sukai, namun adakalanya pula ia bermimpi dengan sesuatu yang buruk yang tidak ia sukai. Dalam dua keadaan ini, maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan beberapa sunnah untuk dilakukan oleh seseorang apabila dia mengalami kedua jenis mimpi tersebut. 

Adapun, diantara sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dalam hal ini adalah sebagai berikut...
1.    Saat bermimpi baik

Mimpi baik di sini mencakup tentang perkara-perkara yang baik dan tentang kebaikan-kebaikan dalam agama yang menjadikan seseorang itu merasa gembira ketika memimpikannya. Maka, mimpi baik ini adalah dari Allah, dan saat seseorang mendapatkan mimpi seperti ini, maka diantara yang disunnahkan untuk dilakukan olehnya adalah :

a.    Bergembira

Abu Qatadah radhiyallaahu mengatakan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda :
فَإِنْ رَأَى رُؤْيَا حَسَنَةً فَلْيُبْشِرْ
“Apabila ia bermimpi yang baik, maka hendaknya ia merasa gembira.”
(Shahih Muslim no.2261)

b.    Memuji Allah

Abu Sa’id al-Khudri radhiyallaahu ‘anhu mengatakan bahwa ia mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ رُؤْيَا يُحِبُّهَا فَإِنَّمَا هِيَ مِنْ اللَّهِ فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ عَلَيْهَا
“Apabila salah seorang diantara kalian bermimpi baik dengan sesuatu yang ia sukai, sesungguhnya hal itu adalah dari Allah, maka pujilah Allah atas hal itu.”
(Shahih al-Bukhari no.6985)

Yang dimaksud dengan memuji Allah di sini minimalnya adalah dengan mengucapkan : “Alhamdulillaah.”

c.    Menceritakan mimpi baik itu kepada orang yang disukai

Abu Qatadah radhiyallaahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ مِنَ اللَّهِ فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يُحِبُّ فَلاَ يُحَدِّثُ بِهَا إِلاَّ مَنْ يُحِبُّ
“Mimpi yang baik itu dari Allah, maka apabila salah seorang diantara kalian bermimpi baik, janganlah menceritakannya kecuali kepada orang yang dia sukai.”
(Shahih Muslim no.2261)



 
2.    Saat bermimpi buruk

Adapun mimpi buruk, maka mencakup tentang perkara-perkara yang jelek dan keburukan-keburukan dalam agama yang menjadikan seseorang itu tidak suka, ataupun merasa benci ketika memimpikannya. Mimpi buruk ini adalah dari syetan, dan saat seseorang mendapatkan mimpi seperti ini, maka diantara yang disunnahkan untuk dilakukan olehnya adalah :

a.    Meludah kesebelah kiri 3 kali, berlindung kepada Allah dari godaan syetan sebanyak 3 kali, dan juga berlindung kepada Allah dari keburukan mimpi tersebut

Jabir radhiyallaahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ الرُّؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلاَثًا وَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ ثَلاَثًا
 وَلْيَتَحَوَّلْ عَنْ جَنْبِهِ الَّذِي كَانَ عَلَيْهِ
“Apabila salah seorang di antara kamu bermimpi dengan sesuatu yang tidak disukainya maka hendaklah ia meludah ke sebelah kirinya 3 kali, dan hendaklah ia berlindung kepada Allah dari syetan sebanyak 3 kali.”
(Shahih Muslim no.2262)

Yang dimaksud dengan meludah di sini adalah meludah dengan ringan. Sedangkan yang dimaksud dengan berlindung kepada Allah dari syetan adalah dengan mengucapkan kalimat : “A’uudzubillaahi minasy-syaithaanir-rajiim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk).”

Dalam riwayat lainnya milik imam At-Tirmidzi rahimahullah dari Abu Qatadah radhiyallaahu ‘anhu yang mengatakan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَنْفُثْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ وَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا فَإِنَّهَا لاَ تَضُرُّهُ
“Apabila salah seorang di antara kamu bermimpi dengan sesuatu yang tidak disukainya maka hendaklah ia meludah ke sebelah kirinya 3 kali, dan hendaklah ia berlindung diri kepada Allah dari keburukannya, maka sesungguhnya mimpi seperti itu tidaklah membahayakannya.”
(Sunan At-Tirmidzi no.2277 dan imam At-Tirmidzi rahimahullah mengatakan bahwa hadits ini adalah : “Hasan Shahih.”)

b.    Berpindah posisi tidur

Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Jabir radhiyallaahu ‘anhu di atas bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَلْيَتَحَوَّلْ عَنْ جَنْبِهِ الَّذِي كَانَ عَلَيْهِ
“…….kemudian hendaklah ia berpindah dari posisi tidurnya yang semula.”
(Shahih Muslim no.2262)

c.    Bangun lalu melaksanakan shalat

Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu mengatakan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda :
فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ
“Apabila salah seorang di antara kamu bermimpi dengan sesuatu yang tidak disukainya maka hendaklah ia bangun, lalu shalatlah.”
(Shahih Muslim no.2263)

Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan dalam Al-Minhaj (15/26) bahwa shalat yang dilaksanakan ketika seseorang terbangun dari mimpi buruk ini adalah shalat sunnah dua raka’at.

d.    Tidak menceritakan mimpi itu kepada orang lain

Dalam kelanjutan hadits di atas, Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu mengatakan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda :
وَلاَ يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ
“…..dan janganlah menceritakan mimpi buruknya itu kepada orang-orang.”
(Shahih Muslim no.2263)


Catatan :
Ketika seseorang itu mendapatkan mimpi baik dan mimpi buruk, maka ia boleh untuk memilih apakah ia akan mengamalkan semua sunnah yang disebutkan ataupun ia amalkan hanya sebagiannya. Semuanya diserahkan kepada kemampuan masing-masing orang yang mengalaminya.

2 komentar: